CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »
Kalau kau tanya apa itu cinta,, lihatlah dimataku..

Karena ia telah meninggalkan jejak cahaya disana..

Kalau kau tanya kenapa bisa begitu,, jawabnya adalah kamu..

Dan kalau masih ada tanya kenapa harus kamu,, terus terang,, aku tak tahu..

Karena kata-kata tak sanggup lagi menyampaikan isyarat hatiku..

Pages

Kamis, 15 Desember 2011

nge blog lagi

Holaaa... Hellooo... Halooooooooo...

Udah lama banget gue gak update blog ini. Dulu itu mengupdate blog adalah sebuah keharusan. Tapi semenjak gue 'diangkat' jadi Reporter disini, seolah gue gak pernah punya waktu sedikitpun buat nulis. Jangankan nulis, buka blog aja ga punya waktu banget kayaknya. Segitu sibuknya kah gue? Haha. Begitulah. Apa ya yang mau gue ceritain disini? Perasaan seneng gue ketika masuk ruang redaksi? Gak juga. Biasa aja sih. Karena apa? Karena gue yang emang gudah gak tertarik tarik amat. Posisi gue kan ditarik ulur, jadi ketika iya gue 'diangkat' jadi Reporter, ya udah biasa aja. Udah gak se wah dulu di dalem pikiran.

Ketika gue berada di dalam sini pun, ya udah jalanin. Enak gak enak, asik gak asik terima aja, Kebetulan juga gue ada di kompartemen Ekonomi. Lagi. Kerjaannya ya, udah ada di dalem gambaran kepala juga. Bikin issu, walaupun gue sangat males ya untuk buat-buat yang begitu, trus dirapatin di rapat kompartemen, habis itu tinggal nunggu penugasan dari penulis. Liputan, kejar narasumber, trus transkip deh. Hal yang bikin gue mendadak gak mood ya kalo udah ketemu sama transkipan. Apalagi kalo nranskipin wawancara orang, wawancara bukan gue yang jalanin maksudnya. Itu lebih gak enak lagi. Karena kan bukan kerjaan gue, mana gue tau mana yang penting dan gak pentingnya kan. Sementara untuk nranskipin semua kata itu wasting time banget. Entah ya, kenapa sekarang ini gue jadi lebih sering mengeluh. Padahal dulu ketika gue baru menjadi Reporter, yaa biasa aja. Walau kadang merugikan kedua temen gue, Kiki sama Ayi. Hehehe.

Ketika gue baru menyelami ke Reporteran gue di Prioritas ini (nama tabloid tempat gue kerja sekarang) yang belum tau kapan terbitnya, tiabalah ke dilematisan terjadi. Heran, gue ini Jurnalis yang selalu aja dilematis. Mendadak lah gue keterima di detikcom. Gak dadakan ujug-ujug keterima juga sih, sewaktu gue masih di Litbang gue coba ikut tes disana. Gak berkabar selama satu bulan, gue fikir gue gak lolos. Iyalah psikotest juga ngasal. Mana mungkin lolos. Tetapi beberapa bulan kemudian, belum sebulan gue jadi Reporter, gue ditelpon detik dan keterima di detik finance. Nah loh? Gimana gak dilematis? Sebenernya sih memang gue gak begitu suka dengan lingkungan disini. Entah ya, gak senyaman AND aja. Iyalah semua lingkungan tempat kerja ya beda-beda. Ketika gue keterima di detikcom sebagai wartawan ekonomi, eeh ekonomi?? Hidup gue kenapa gak jauh-jauh dari Ekonomi yah??? Padahal ini salah satu rubrik yang gak pernah gue baca ketika gue beli koran. Pusing sendiri aja. Bahas perekonomian negara yang gak jelas.

Balik lagi keterimaan gue di detik finance, dengan iming-iming gaji yang jauh lebih besar dari tempat ini, semakin tertarik lah gue pindah. Mungkin memang bukan ini sepenuhnya alasan tepatnya gue menerima tawaran detik ya. Gue cuma pengen cari tantangan baru aja. Setelah gue mencoba di media mainstream, ketika gue mencoba di media manapun, mungkin gue sudah ada modal pengalaman itu. Dengan deadline yang diperketat lagi tentunya. Alasan beratnya kenapa gue dilematis adalah, gue harus meninggalkan Bapak (Noorca Massardi) orang yang selama ini udah gue anggep seperti ayah. Entah gue sayang aja sama beliau. Sejak mengenal Bapak, banyak hal yang gue pelajari. Gak vuma beliau seorang, tapi kru-kru AND yang lainnya. Indri Ariefiandi, selidik punya selidik, dia temen jadul nya om gue. Leonardus Wisnu, fotografer yang nemenin hgue ketika pertama kali liputan dan ketemu narasumber. Heryus Saputro, Redaktur yang entah punya indra ajaib atau apa ya, suka tiba-tiba nasehatin gue begini begitu. Maman Gantra, yang sekarang gak tau ada dimana. Gue gak ketemu dia udah lama banget. Sejak hari itu, saat gue Ayi dan Kiki pindah ke Prioritas. Mulyana, fotografer juga yang selalu manggil gue 'neng'. Kalo liat orang yang satu ini gue selalu inget aja sama Ayah dirumah. Mirip? enggak! jauh malah. Cuma figurnya aja yang mirip kayak bokap gue sendiri. Leonhard Kalangi, atau yang biasa disapa Johniiii. Sekarang sudah berada di negeri antah berantah. Singapura. Dia udah lebih dulu ninggalin kita semua tanpa farewell. Kalo kerjaannya lancar, malah disana dia kaan sampe 2 taun.

Sebenernya sih, yang ikut ke Prioritas ini cuma Bapak, gue, Ayi sama Kiki. Yang lainnya enggak. Tapi kita semua masih suka kumpul bareng. Nah kalo gue pindah ke detik, apa kabar deh sama kumpul-kumpul seperti biasanya? Pasti gue udah gak bisa. Ini berat banget. Meninggalkan mereka, kedua temen gue yang udah bantu dari gue yang gak bisa cari narasumber sendiri, sampe sekarang gue bisa aja dapetin narasumber, sekalipun gak punya kontaknya. Mereka walaupun sering galakin gue, tapi gue gak pernah marah. Mereka itu gue anggep kakak. Gue memang terlalu main perasaan dengan keluarga AND. Jadi ketika ingin memisahkan diri itu rasanya susah banget. Takut? Ada ketakutan yang hinggap. Takut kalo ketika gue gak satu payung lagi sama mereka, gue akan kehilangan mereka semua.

Tapi pada akhirnya, gue harus memilih. Gakmungkin juga hidup gue begini - begini aja. Detik berani menawarkan gue lebih dan tidak mempermasalahkan ijazah gue yang baru D3, walaupun gue ta pekerjaannya pun pasti sangat berat. Tapi buat gue, gak ada kerjaan yang ringan. Ditambah lagi, gue masih berat aja ninggalin pacar. Pacar?? Hahhaa, iya sekrang gue punya pacar. Lucu aja, pacaran satu kantor, satu ruangan, satu kompartemen. Itu artinya kita harus backstreet. Gak mungkin juga Pemred dan orang sekantor tau kan. Gue males aja diberisikin. Tapi keluarga AND termasuk Bapak tau gue sama dia.

Waktu semakin berlalu. Berjalan maju. Tapi keputusan tetep stay disini atau pindah pun masih belum ada di bayangan gue.


END

Jumat, 04 November 2011

bad feel

Bangun di pagi hari dengan kondisi mata bengkak. Sementara kemarin, bangun di siang hari dengan kondisi mata panda. Sudah dua hari berturut, saya kurang tidur dan menangis. Memikirkan semua hal yang sedang terjadi di diri saya saat ini. Mencoba mencari jalan dari masalah yang saya hadapi. Berusaha untuk selalu meminta kekuatan dan ketabahan dari Tuhan, agar saya bisa melaluinya.

Saya merasa, di dalam perjalanan hidup saya, saya selalu bertemu pada keadaan dimana saya selalu diremehkan. Selalu menjadi makhluk yang terbuang. Selalu tidak pernah terlihat dan dilihat. Seringkali saya merasa seperti itu. Baik di lingkungan keluarga saya sendiri, bahkan kini di lingkungan tempat saya bekerja.

Ketika saya mendapati kenyataan harus kehilangan pekerjaan saya sebagai seorang reporter dan harus menerima pekerjaan sebagai seorang staff pencari data, hal itu bukanlah hal yang mudah saya terima begitu saja. Saya berusaha menyamakan langkah dengan pekerjaan baru saya tersebut, namun saya selalu tertinggal. Sehingga tanpa terasa satu bulan sudah berlalu. Saya merasa, masih tidak mendapatkan apa-apa disana.

Suatu ketika, ada wacana yang mengatakan, bahwa saya bisa menjadi reporter kembali disini. Saya senang sekali, sangking senangnya saya lupa, kalau hal tadi hanya sebuah wacana yang akan tetap menjadi sebuah wacana tanpa bukti nyata. Wacana tersebut batal! Keputusan di anulir! Dan saya tetap dengan posisi staff ini. Luar biasa bukan, mereka dapat dengan mudah membuat saya terbang tinggi, dan seketika menjatuhkan saya sampai ke dasar bumi. Sakitnya tidak bisa di deskripsikan dengan kata. Hanya terasa sesak di dada dan saya hanya bisa menangis.

Terasa menyakitkan buat saya, ketika harus kehilangan hal tersebut. Sangat menyesakkan ketika saya tidak bisa melakukan hal yang menjadi passion saya selama ini. Saya pun tidak mengerti, mengapa Tuhan, memberikan jalan rumit seperti ini untuk kehidupan saya.

Tapi saya ingat pesan Mba Maria kemarin siang saat saya menangis di pelukannya, "Kalau ingin naik tingkat, kita pasti harus melewati ujian terlebih dahulu. Kenapa kamu diberikan cobaan ini, karena kamu yang paling kuat. Tuhan tau, siapa yang paling kuat melewati dan mengatasi masalah ini. Kamu masih 21 tahun, hal seperti ini masih akan kamu lewati di kemudian hari. Kalau kamu bisa melewatinya, kamu akan terbiasa nantinya jika keadaan seperti ini kamu temui lagi. Gak papa mau nangis kayak apa juga, keluarin aja semuanya, tapi minggu depan, kamu sudah jangan sedih lagi ya".

Saya kuat? Saya berusaha untuk selalu kuat dengan keadaan apapun dan tidak akan menyerah, walau sesungguhnya, di sisi lain diri saya, sangat rapuh. Saya lemah, saya hancur di dalam. Tapi sekuat hati saya berusaha untuk tidak menampakkannya di depan orang-orang yang berpandangan sebelah mata akan diri saya.

Sekian

Selasa, 01 November 2011

Tuhan,,, Saya Bosan!!!

Apa kalian tahu? Bagaimana rasanya menjalani hal yang tidak kalian inginkan? Mengerjakan pekerjaan yang tidak kalian minati? Menjalani hari-hari menjemukan sepanjang waktu dengan hal tersebut? Terbayangkah di benak kalian? Betapa tersiksanya seseorang yang mendapatkan kondisi seperti itu?

Ya! Orang itu saya! Sudah satu bulan saya menggeluti job desk baru. Job desk yang sama sekali tidak saya inginkan!! Tolong yah!!! Saya sama sekali tidak ingin pekerjaan ini! Saya terpaksa harus menerimanya, karena apa? Karena saya masih ingin bersama kedua teman saya sewaktu kami masih menjadi Reporter di AND dan juga team AND itu sendiri. Saya masih ingin bersama mereka, sebentar lagi, saya belum ingin, lebih tepatnya tidak ingin kehilangan atau pergi menjauh dari mereka jika saya tidak menerima jobdesk aneh ini.

Kenapa saya bilang aneh? Ya karena ini bukan bidang saya! Saya orang lapangan, bukan orang yang diam di dalam ruangan seharian! Dan saat ini, perlu digaris bawahi, saya jenuh!!! Saya bosan!!! Dengan semua hal yang monoton ini!!! Saya iri, sangat iri dengan kedua teman saya jika mereka sedang bertugas di lapangan. Saya ingin seperti mereka dengan jobdesk mereka pula. Apa seorang Lulusan Diploma 3 tidak mempunyai kemampuan menjadi seorang Reporter? Kata siapa??! Saya memang hanya berijasahkan Diploma R, akan tetapi saya mempunyai kemampuan yang tidak kalah dengan para Sarjana. Yang membedakan hanyalah tingkat pendidikan, bukan kemampuan!!!

Harus sampai kapan saya bertahan dengan pekerjaan ini? Saya harus apa? Sementara raga dan jiwa saya sudah tidak ada di tempat ini lagi. Saya tidak pernah merasakan ketidaknyamanan ini sewaktu saya masih menjadi Reporter! Setidak adanya liputan, saya tetap merasa senang di kantor, suasana tidak membosankan seperti disini.

Jujur ya, saya sebenarnya tidak ingin mengeluh seperti ini disini, tetapi saya tidak tau lagi harus seperti apa dan bagaimana? Saya pun tidak mempunyai pilihan lain selain menjalani semua ini. Tapi sampai kapan??? Saya merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pekerjaan saya ini. Sungguh!!! Saya tidak mendapatkan sesuatu hal yang berbeda dan belum pernah saya temui. Beda sekali ketika saya pernah menjadi Reporter 4 bulan yang lalu. Saya bertemu dengan orang-orang baru, luar biasa sekali hal itu! Dibandingkan hanya duduk diam seperti saat ini! Pekerjaan ini memenjarakan apa yang saya miliki, keahlian menulis dan jiwa petualang saya. Pekerjaan ini monoton! Tidak ada tantangan yang menarik dari pekerjaan ini! Saya bosan! Saya muak dan saya jenuh!

Tuhan, saya mohon, kembalikan job desk saya empat bulan yang lalu. Kembalikan pekerjaan yang bisa membuat saya nyaman dan bereksplore disana. Saya mohon Tuhan, kalau harus bertahan lagi, jujur saya sudah tidak sanggup!!!

Sekian 

Senin, 31 Oktober 2011

Tak Kan Ada Aku Lagi

Sunyi, senyap dan dingin. Hanya terdengar bunyi suara dari alat-alat medis yang terpasang pada tubuh seorang perempuan yang kini terbaring lemah tak berdaya. Hanya alat-alat tersebut yang dapat membantunya untuk tetap bertahan melawan rasa sakit yang di deranya. Namun, semakin hari kondisi tubuh perempuan semakin kritis. Sudah hampir dua minggu ia terbaring tak sadarkan diri di dalam ruangan ini.
***
“Kue udah, kanvas udah dibungkus, mug juga udah oke, sip lima belas menit lagi gue berangkat.” Ujar Wina sambil merapihkan barang bawaannya agar mudah untuk dibawa.
“Win, lo beneran mau ke Bandung? Tetep mau kasih semua ini ke Drian?” tanya Naiia dengan nada meninggi.
Wina mengangguk mantap ke arah sahabatnya tersebut.
“Buat apa sih Win? Drian itu gak cinta sama lo! Jangankan cinta, peduli aja enggak!”
“So?” tanya Wina dengan nada malas-malasan.
“Ya lo sadar gak sih apa yang lo lakuin ini? Buat apa lo berkorban segini gede nya buat orang yang gak akan pernah bisa ngerti perasaan lo Win! Berapa banyak waktu, tenaga, uang yang lo buang cuma buat dia! Sampe lo mati pun itu gak akan pernah ngubah perasaan dia ke lo! Coba berfikir realistis Win! Liat kenyataannya, dia cinta mati sama perempuan lain, yang juga temen kita kuliah dulu!” kali ini Naiia berkata tegas, berharap sahabatnya tersebut mau berubah pikiran.
“Jadi, sampai kapanpun gue gak bakalan dicintai Drian ya Naii?” tanya Wina dengan nada tenang sambil pandangannya fokus ke arah barang-barang yang akan dibawanya ke Bandung.
“Iya!!! Masih kurang jelas juga ya kata-kata gue barusan!” bentak Naiia dan langsung menatap mata Wina.
Wina membalas tatapan mata sahabatnya dengan tenang sambil tersenyum sinis. “Naii, kalo di kehidupan nyata gue gak bisa dan gak boleh jadi cinta nya Drian, apa lo masih tega, ngelarang gue buat jadi cinta nya Drian di kehidupan mimpi gue? Lagian, gue gak minta Drian langsung cinta ke gue setelah gue kasih semua kejutan ini kok! Gue cuma pengen dia seneng dengan semua kado yang gue kasih nanti. Itu aja udah cukup buat gue! Gue emang cinta banget sama dia, sampai detik ini dan gak tau sampe kapan, tapi gue udah gak mikirin masalah dia yang gak bisa cinta ke gue Naii! Gue malah bersyukur bisa mencintai dia, karena itu ngajarin gue bagaimana ketulusan mencintai seseorang tanpa balas. Lo gak tau kan gimana rasanya? Percuma lo banyak uang sekalipun, kalo belom pernah melakukan sesuatu hal untuk orang yang gak akan pernah bisa membalasnya!”
Naiia terdiam mendengar perkataan Wina barusan. Sungguh sudah tidak ada cara untuk menghalangi Wina. Inilah Wina, berjuang sekeras apapun demi mendapatkan apa yang diinginkan. Terkadang tak peduli seberapa sakitnya dirinya demi membahagiakan orang lain, orang yang sangat disayanginya. Tak lama kemudian, Wina pamit. “Doain lancar ya Naii, sampe ketemu lusa. Bye.”
***
Dari arah koridor terdengar derap langkah terburu-buru. Ternyata dokter dan para perawat dengan membawa peralatan medis setengah berlari masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan ICCU.
Kemudian seorang perempuan paruh baya dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir membasahi pipi nya menghampiri dokter dan perawat yang baru saja keluar dari ruangan tempat anak perempuan satu-satunya dirawat.
“Gimana dok keadaan Wina anak saya? Wina baik-baik saja kan dok?”      
Dokter diam sejenak. Kemudian menghela nafas panjang. “Keadaan Wina semakin memburuk Bu. Maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Kami tadi memasang alat bantu bernafas untuk Wina, tetapi hal tersebut tidak dapat bertahan lama. Kemungkinan Wina drop, masih akan terjadi,” kata Dokter lesu.
            “Sebenarnya apa yang terjadi dengan Wina dokter? Bukankah dokter telah berhasil mengobati luka dari kecelakaan yang menimpanya? Mengapa malah sampai saat ini Wina tak sadarkan diri juga?”
“Sepertinya Wina mengalami shock yang sangat berat. Saya tidak tahu apa yang menyebabkannya seperti ini. Mungkin Ibu yang lebih tahu, sebelum kecelakaan tersebut terjadi, apakah Wina mengalami masalah yang cukup berat atau sesuatu telah terjadi dan mengguncang jiwanya, sehingga sampai saat ini, Wina enggan sadarkan diri.”
            “Lalu apa yang harus saya lakukan Dokter?” tanya Ibu Wina.
            “Berdoa. Agar ada kejaiban yang bisa membuat Wina sadar dari koma ini. Kami permisi dulu Bu.”
            Dokter dan perawat berlalu. Meninggalkan Ibu Wina yang terdiam berdiri di depan ruangan anaknya dirawat.
***
“Surprise!!!” teriak Wina penuh semangat ketika mendengar suara pintu kamar terbuka. Dengan kedua tangan yang memegang sebuah kue berbentuk kamera, Wina menyerahkannya ke hadapan Drian.
“Happy Birthday Drian!!” teriak suara yang lain dan tak kalah hebohnya.
Wina menyanyikan jingle selamat ulang tahun untuk Drian. Disusul oleh teman-teman yang lain sambil meniupkan terompet dan bersorak-sorai penuh kegembiraan. Mereka tak peduli pada dingin nya malam itu. Karena Bandung pada tengah malam selalu menghembuskan angin yang cukup membuat badan menggigil.
“Makasih Wina, jauh-jauh ke sini cuma buat kasih kejutan ke gue.” Kata Drian dengan nada datar yang selalu ia tunjuk kan ke arah Wina.
Wina selalu memberikan senyum manis ke arah Drian. Apapun sikap yang Drian tunjuk kan padanya, Wina tetap berusaha tidak menunjukkan kekecewaannya tersebut.
***
Sesampainya di Rumah Sakit Medika. Naiia membawa Drian yang masih setengah bingung ke ruangan Wina. Mereka berhenti tepat di depan sebuah kaca di mana dapat terlihat dengan jelas, para dokter sedang berusaha membantu membuat Wina sadar. Drian masuk dan mendekati ranjang Wina, menatap Wina perlahan, kemudian menyentuh ujung jari jemari Wina yang telah dingin. Tetapi kemudian terdengar suara bunyi dari sebuat monitor. Suara yang sama sekali tidak ingin didengar oleh siapapun. Para dokter dan perawat bergegas masuk mengerubungi ranjang Wina. Drian mundur beberapa langkah. Kemudian tertunduk lemas di pinggir ranjang Wina.
***
            “Na, makasih banyak yah buat surprise nya, kue nya, kado-kado nya, bagus banget kanvasnya, kreatif, unik dan gue suka.” Kata Drian.
            “Iya Dri, sama-sama.”
            “Entah gimana gue ngebales semua kebaikan lo ini Na, hehehehe.”
            Wina tersenyum. “Lo ga perlu ngebales semua ini Dri. Dengan liat lo seneng sekarang karena kejutan dari gue aja, itu udah cukup banget. Maaf ya, gue cuma bisa kasih barang-barang kayak gitu, semoga berkenan di hati. Hahaha.”
       Mereka berdua tertawa lepas. Menikmati udara malam Bandung yang dingin dengan secangkir kopi hangat. Walau hanya sesaat, tetapi Wina dapat merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya bersama laki-laki ini. Wina tahu, Wina sadar, jika dirinya sudah berada di Jakarta, keadaan seperti ini hanya tinggal kenangan. Tidak akan pernah mungkin terulang.
***
“Ini kamarnya. Kamu coba buka dengan kunci yang tadi Ibu berikan. Ibu tinggal yah. Di depan masih banyak tamu yang datang. Masih banyak teman-teman Wina yang melayat.”
“Iya tante. Makasih.”
Ibu Wina pergi menjauh, meninggalkan Drian yang kini terdiam mematung di depan sebuah pintu kamar berwarna coklat kegelapan. Dengan kunci yang berada di tangannya, Drian membuka perlahan pintu tersebut. Ketika pintu sudah terbuka, dia sangat terkejut melihat isi dari ruangan ini. Terdapat sebuah lukisan besar di dinding. Yang sengaja dibuat kasar oleh Wina. Sebuah puisi yang berbunyi:
Aku mencintaimu,,
melebihi dari pertemuan pertama dengan cinta itu sendiri..
Aku mencintaimu,,
seperti hujan yang turun membasahi tanah..
Aku mencintaimu,,
seperti matahari yang selalu menyinari bumi ini..
Aku mencintaimu,,
seperti bulan yang tak pernah bosan menerangi langit ketika malam datang..
Aku mencintaimu,,
seperti bintang yang dengan setia menerangi langit langit malam yang sunyi..
Dengan bergantinya detik,menit,jam,hari,minggu,bulan,tahun,dan musim..
Aku akan selalu cintaimu..
Sekalipun sampai dunia ini berhenti berputar dan kau tetap tak melihat dan merasakannya..
Tidak hanya itu, di atas meja kayu tua terdapat sebuah tembikar. Tembikar berbentuk huruf atau bacaan HAPPY 22th BIRTHDAY DRIAN yang separuhnya masih kasar, belum sepenuhnya selesai. Sepertinya tembikar tersebut memang akan Wina berikan untuk Drian, namun entah mengapa, Wina membatalkannya.
Drian menyentuh tembikar tersebut. Memperhatikan setiap detail yang nampak pada tembikar yang bertuliskan namanya. Pandangan Drian kini beralih ke sebuah dinding lain. Dinding yang bertuliskan, Antara Aku, Kamu dan Ketidak sengajaan itu. Dimana di dinding tersebut terdapat banyak sekali foto-foto akan dirinya terpampang dengan jelas. Foto-foto kebersamaan mereka saat kuliah dulu, pertemuan pertama mereka secara tidak sengaja di sebuah kantin, bahkan foto-foto saat Wina datang memberikan kejutan ulang tahun. Dan terdapat kalimat yang menggetarkan hati Drian. Bertuliskan: Aku selalu mencintai kamu, sekalipun kamu tidak pernah mencintai aku. Terdapat pula foto-foto bagaimana Wina mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk Drian. Bagaimana susahnya Wina mengumpulkan 22 foto ucapan yang akhirnya dilukis dan diberikan kepada Drian. Drian tertunduk lemas. Tangannya mengepal. Kemudian berteriak menyesali semuanya.
“Winaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!! Aaaaaarrrggghhh!!!” teriak Drian. “Maaf,, maafin gue, gue gak bermaksud melukai perasaan lo. Gue gak berniat sedikit pun untuk ga menghargai semua pengorbanan lo ke gue!” suara Drian perlahan mengecil, yang terdengar hanyalah isak tangis penyesalan.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Galau di Jumat Malam

Kemarin malam, saat saya dan teman saya berjalan menyusuri ruas jalan RP Soeroso, saya bertanya satu hal kepada teman saya tersebut, bagaimana tanda seorang laki-laki menyukai kita. Teman saya diam sejenak, kemudian berkata, 'gue juga gak tau pasti gimana Nda, jalanin aja dulu'.

Entah apa yang merasuk di dalam pikiran saya, tiba-tiba pertanyaan seperti itu muncul. Saya hanya tidak ingin salah mengartikan, karena sudah terlalu sering saya seperti itu dan slalu salah. Berhak bukan, jika saya tahu yang sesungguhnya, tidak sembarang menerka-nerka apa yang tidak patut diterka, mungkin.

Jika saya berfikir menggunakan logika saya, saya juga takut dianggap tidak peka, akan tetapi jika terlalu dibawa perasaan, lebih menakutkan jika saya sudah terlanjur merasakan sesuatu, tetapi yang dimaksud tidak merasakan hal yang sama pula. Saya bingung harus seperti apa sekarang? Saya harus berfikir bagaimana? Menggunakan apa? Logika dan perasaan sangat bertolak belakang dan tidak akan pernah bisa dipersatukan.

Hal-hal seperti ini yang sebenarnya tidak ingin saya rasakan lagi. Saya ingin istirahat sejenak, lepas dan bebas dari bayang-bayang rasa yang semu. Saya bosan, saya mau sesuatu yang pasti, jelas, tidak samar dan semu. Agak memaksa ya? Tidak juga! Saya hanya mencoba tegas pada perasaan saya dan juga kamu tentunya!!!

Sekian

Senin, 24 Oktober 2011

Seuntai Goresan


Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo'akannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita ? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah Cinta ...

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh,
penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah
mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seorang gadis, ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya.
Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi.

Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya.
Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.

Hati-hati dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta PALSU.

Kemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan didalamnya dan kemungkinan
apa yang kamu benci tersimpan kebaikan didalamnya.

Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri artinya bijaksana,
cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya Takwa.

Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta kedalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan.
Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti, pasti ia akan mati kelaparan.

Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai
perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemericing.

Cinta adalah keabadian ... dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki.

Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah suatu
objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan
meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya menjadi
gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan didalam dirinya.

Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu,
raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut kemulut tetapi cinta adalah
anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai
itulah yang sukar diperoleh.

Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta itu tak pernah hadir.

Cinta sebenarnya tidak buta. Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan.
Yang buta adalah bila cinta itu menguasai dirimu tanpa suatu pertimbangan.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak, bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka,
bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merasa rindu dan cemburu.

Cinta bukanlah dari kata-kata tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan.
Tangisan juga bukanlah pengobat cinta karena ia tidak mengerti perjalanan hati nurani.

Kejarlah cita-cita sebelum cinta, apabila tercapainya cita-cita maka dengan sendirinya cinta itu akan hadir.

Cinta seringkali akan lari bila kita mencari, tetapi cinta jua seringkali dibiarkan pergi bila ia menghampiri.

Cinta pertama adalah kenangan, Cinta kedua adalah pelajaran, dan cinta yang seterusnya adalah satu keperluan
karena hidup tanpa cinta bagaikan masakan tanpa garam. Karena itu jagalah cinta yang dianugerahkan itu
sebaik-baiknya agar ia terus mekar dan wangi sepanjang musim.

Kecewa bercinta bukan berarti dunia sudah berakhir. Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu
yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu
sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa kekecewaan itu.

Hanya diperlukan waktu semenit untuk menafsir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan
sehari untuk mencintai seseorang, tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

Hidup tanpa cinta sepeeti makanan tanpa garam. Oleh karena itu, kejarlah cinta seperti kau mengejar waktu dan apabila kau sudah mendapat cinta itu, jagalah ia seperti kau menjaga dirimu. Sesungguhnya cinta itu karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Cintailah orang yang engkau kasihi itu sekedranya, mungkin saja dia akan menjadi orang yang
kau benci pada suatu hari kelak. Juga bencilah terhadap orang yang kamu benci itu sekedarnya,
barangkali dia akan menjadi orang yang engkau kasihi pada suatu hari nanti.

Janganlah kau tangisi perpisahan dan kegagalan bercinta, karena pada hakikatnya jodoh itu bukan ditangan manusia.
Atas kasih sayang Tuhan kau dan dia bertemu, dan atas limpahan kasihNya jua kau dan dia dipisahkan
bersama hikmah yang tersembunyi. Pernahkan kau berfikir kebesaranNya itu ?

Cinta itu tidak menjanjikan sebuah rumah tangga aman damai, tetapi penerimaan dan tanggung jawab
adalah asas utama kebahagiaan rumah tangga. Cinta hanya sebuah keindahan perasaan,
cinta akan bertukar menjadi tanggung jawab apabila terbinanya sebuah rumah tangga.

Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu, jangan mengharapkan
balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang dihatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.

Cinta bukanlah dari kata-kata, tetapi dari segumpal keinginan diberi pada hati yang memerlukan.

Cinta lebih mudah mekar dihati yang sedang dilanda kecewa, cinta seperti ini adalah cinta yang mengharapkan belas kasihan,
oleh karena itu, bila sepi telah punah maka biasanya cinta juga akan turut terbang.

Cinta yang dikaitkan dengan kepentingan pribadi akan berubah menjadi putus asa.

Dalam sebuah percintaan, janganlah kamu sesali perpisahan tetapi sesalilah pertemuan.
Karena tanpa pertemua tidak akan ada perpisahan. Menikahlah dengan orang yang lebih mencintai diri kita
daripada kita mencintai diri orang itu. Itu lebih baik daripada menikahi orang yang kita cintai tetapi tidak menyintai
diri kita karena adalah lebih mudah mengubah pendirian diri sendiri daripada mengubah pendirian orang lain.

Cinta yang suci dapat dilihat dari pengorbanan seseorang, bukanlah dari pemberian semata.

Ibaratkalah kehilangan cinta itu seumpama hilangnya cincin permata di lautan luas yang tiada bertepi dan harus dilupakan.

Cinta tidak selalu bersama jodoh, tapi jodoh selalu bersama cinta.

Kata pujangga ; Cinta letaknya di hati, meskipun tersembunyi, namun getarannya jelas sekali. Ia mampu mempengaruhi fikiran sekaligus mengendalikan tindakan kita sehingga kadangkala kita melakukan hal terbodoh tanpa kita sadari.

Cinta dimulai dengan senyuman, tuumbuh dengan dekapan dan seringkali berakhir dengan air mata.

Mencintai adalah masalah yang penting bagi manusia
Bila kita mampu mengurai cinta,
Maka hakekat cinta akan berubah menjadi sesuatu
Itulah kenyataan cinta ...

Memperlihatkan cinta adalah suatu kepicikan
Dibanding sesuatu yang agung, yang tersembunyi dibalik cinta
Cinta memang tidak mudah untuk dimengerti ...

Seseorang selalu membutuhkan orang lain
Untuk membantu memahami bagian dari diri kita.
Untuk menyingkap bagian yang tersembunyi dari diri mereka.
Dan untuk percaya dan memahami bagian yang terbaik dari mereka

Ketika kita membantu orang lain.
Kita tidak boleh menyembunyikan apa yang kita ketahui tentangnya
Kita tidak boleh hanya menjadi telinga bagi mereka.

Ketika tangan kehidupan terasa gelap dan malam tak bernyanyi
Itu adalah waktu untuk cinta dan kepercayaan
Dan tangan kehidupan akan bersinar dan bernyanyi
Bila seseorang mencintai dan mempercayai seutuhnya.

Kasih ... kekuatan apakah yang menggerakkanku dalam badai
Mengapa aku menjadi lebih baik dan lebih kuat
Serta lebih yakin pada kehidupan saat badai menerjang
Aku tak mengerti dan sekarang aku menjadi lebih mencintai dirimu
Dari apapun yang ada di alam ini.

Sejak pertama kulihat engkau,
Hal yang paling mendalam yang kurasakan adalah
Kejujuran, kecerdasan dan kehangatan dirimu.
Kini, pun sama hanya seribu kali lebih dalam dan lebih lembut.

Aku mencintaimu sebelum kita berdekatan,
Sejak pertama kulihat engkau.
Aku tahu ini adalah takdir.
Kita akan selalu bersama ...
Dan tidak ada yang akan memisahkan kita

Amien ... ... ...

Aku harus apa


Aku hanya ingin melakukan yang terbaik untukmu ..
Memberikan apa yang aku bisa beri ..
Aku pun berusaha menjadi yang terbaik di matamu ,, 
Walau sesungguhnya aku tak mampu ..
Segala cara telah aku coba, hanya ingin kamu merasa nyaman saat berada di sampimgku ...
Ku rubah semua yang tak biasa dalam hidupku menjadi biasa karenamu ..
Menyamakan langkah dan irama ,, 
Agar aku tak kehilanganmu ..

Namun kini ,, 
Aku tak mengerti maksud dari semua ini ..
Aku harus seperti apa ,, Bagaimana?? Aku tidak tahu ...
Ketika kebahagiaan yang baru aku rasakan harus berubah menjadi kepedihan lagi ...
Aku sudah tak ingin menangis lagi,, 
Aku ingin membagi semuanya padamu..
Tapi aku tak mengerti!!! sungguh tak mengertiii !!!

Aku tau ,, berat rasanya jika harus menjadi sepertimu,, tapi aku bukan batu.. aku manusia yang sesungguhnya sangat rapuh ... perasaan yang telah terbentuk ini harus kuapakan ???
Apakah harus ku buang kembali ??? sampai suatu saat ada orang baik yang tulus memungutnya ??
Sungguh,, yang kuharapkan orang itu adalah kamu.. tapi kini apa mungkin ???

Aku tak pernah menyesal telah mengenalmu ..
Aku juga tak pernah marah atas semua perlakuanmu terhadapku ..
Aku tak pernah menuntutmu agar bisa menyanyangiku dengan tulus ..
yang aku inginkan ,, hanyalah jika aku bisa,, aku ingin melupakanmu....

no name

I feeL so guiLty ..

I have jump into the worLd of you and her ..

You just come in the right time ..

When I Lose my Life's spirit ..

You've came as my spirit to reaLize this worLd ..

You just came too ..

When this souL and heart need a purity of Love ..

I miss the touch of Love that I've before ..

But I just get it in a wrong time and situation ..

We've met when I'm aLone and you with her ..

Hidup Untuk . . .


Aku hanya akan hidup hari ini , maka aku akan mengucapkan , " WAHAI MASA LALU YANG TELAH BERLALU DAN SELESAI , TENGGELAMLAH SEPERTI MATAHARIMU . AKU TAK AKAN PERNAH MENANGISI KEPERGIANMU , DAN KAMU TIDAK AKAN PERNAH MELIHATKU TERMENUNG SEDETIKPUN UNTUK MENGINGATMU . KAMU TELAH MENINGGALKAN AKU , PERGI DAN TAK PERNAH KEMBALI LAGI " . .

" WAHAI MASA DEPAN , ENGKAU MASIH DALAM KEGAIBAN . MAKA , AKU TIDAK AKAN PERNAH BERMAIN DENGAN KHAYALAN DAN MENJUAL DIRI HANYA UNTUK SEBUAH DUGAAN . AKU PUN TAK AKAN MEMBURU SESUATU YANG BELUM TENTU ADA , KARENA ESOK HARI MUNGKIN TAK ADA SESUATU . ESOK HARI ADALAH SESUATU YANG BELUM DICIPTAKAN DAN TIDAK ADA SATU PUN DARINYA YANG DAPAT DISEBUTKAN "

S u n y i

sunyi...
terkukung sepii...
terpenjara mimpi...
dalam diamnya hati yang lara...
hanya duka nestapa yang tampak...
lelah menggapai angan karena terjerat akan ilusi hingga tak pernah dapad tersentuh realita....

I'am

I,
is weak and fragile woman ..
weak,
because I could not keep you my side ..
and
fragile,
because never could nevertheless accept the fact,,
you've been gone ..

WHY ???

Why were you there when the soul is hollow and empty ..
Then, you wet the realm of my heart with love that you sow ..
You sow the seeds of the seed and you're flush with love in every day ..
Then, after feeling it grow and grow until the flowers beautifully fragrant flowers, you'reforced to unplug it, you walk on and you throw into the trash ..



un-WELL

Tadinya saya bersemangat sekali untuk menulis di hari senin ini. Namun tiba-tiba saya merasa tidak enak badan sekali. Entah penyebabnya apa. Apakah pengaruh masalah semalam dengan si kunyuk, atau pengaruh kena sinar matahari yang teramat parah tadi pagi sewaktu mengantre pembuatan e-ktp. Secara mendadak kepala say menjadi pusing, perut sakit dan lemas. Tetapi saya paksakan untuk datang ke kantor, karena saya telah ada janji dengan teman.

Mungkin juga pengaruh letihnya saya bekerja selama beberapa hari ini, dengan program diet ketat yang sedang saya jalani selama satu bulan belakangan ini, dan kurangnya waktu untuk istirahat juga minum vitamin. Saya juga merasa aneh dengan tubuh saya, ringkik sekali. Sebentar-sebentar sakit, pusing, migrain, maag dan parahnya jika sinus melanda di saat yang tidak tepat. Semua pasti berantakan.

Dan sekarang, saya ingin tiduuurrrrrr, saya lelah. Lelah dengan diri sendiri lebih tepatnya ya. Masalah kemarin cukup menguras energi berfikir saya. Cukup mengganggu ketenangan yang susah payah saya bangun, runtuh hanya karena membaca blackberry messages dari si kunyuk!!! plis ya,, lebih baik anda pergi saja jauh-jauh!!!

apa lagi ini???

Ada apa ini? Kenapa dia tiba-tiba berkata seperti itu? Apa belum puas dia membuat saya sakit setelah dengan sukses dia kembali ke mantan pacarnya itu dan mencampakkan saya? Lalu mengapa kini saya dituduh menghancurkan hubungan mereka berdua? Apa salah saya? Hubungan kami sudah berakhir satu bulan yang lalu, tak pernah saling kontak lagi setelahnya, dan tadi, tiba-tiba dia memberikan pesan nya lewat Blackberry Messenger dan menuduh saya menjadi penyebab retaknya hubungan mereka!
Apa dia sudah gila? Selama beberapa hari aku harus bisa bangkit sendiri tanpa kehadirannya, merasakan sulit itu sendirian, dan kini, seenaknya dia menuduh saya sebagai penyebab keretakan hubungan mereka! Apa maksudnya?! Apa perlu saya beberkan semua yang kami lakukan dulu? Biar, biar sekalian saja saya menjadi pemicunya! Adil kan! Sama sama sakit! Tak hanya saya disini yang menangis!

Kenapa saya tidak bisa hidup tenang tanpa bayang-bayang dia? Setelah jatuh bangun berusaha untuk merelakan kepergiannya, kini saya dituduh sebagai orang yang tidak punya hati! Sesungguhnya siapa yang tidak punya hati dan berpikiran picik. Sebenarnya saya ini jahat! Saya bukan orang baik, akan tetapi saya masih punya keprimanusiaan. Saya tahu apa yang saya akan lakukan. Kalau iya saya memang jahat, tidak akan menunggu sampai kami lost contact selama satu bulan, setelah dia memtuskan untuk mengakhiri semua ini, seketika itu pula saya bisa mencari pacarnya dia itu dan memberi tahukan semua nya. Saya punya bukti-bukti otentik kedekatan kami, itu saya lakukan jika saya tidak punya otak. Tapi saya punya hati nurani, saya tidak akan sampai sejauh itu dalam bertindak. Saya bukan perempuan binal!! Paham itu!!

Apa sih yang anda inginkan dari saya? Saya lelah, saya sudah tidak ingin berhubungan dengan anda lagi. Untuk itu saya mohon, jangan ganggu saya!!! Kita tidak perlu saling ganggu satu sama lain mulai saat ini. Saya muak dengan anda!!! Enyahlah anda dari muka bumi ini, bahkan kalau perlu anda mati saja!!!

Jumat, 21 Oktober 2011

R I N D U

Rindu saat - saat seperti ini .....

Anyer (2009)

Toilet kampus (2009)


Kelas (2009)

Cidokom (2009)

Shooting at Cidokom and this is crew G.87 thriller movie (2009)

With Crew G.87 at Cidokom (2009)

Di Lokasi shooting G.87 (dibelakang kami adalah rumah yang dijadikan tempat shooting nya) (2009)

Bersama Ceu Ayu (2009) (masih di lokasi shooting)

Di Pondok tempat shooting (2009)

setelah shooting, sama Noprita & Ribka (2009)

Detik meninggalkan kampus. Noprita dan Desy (2009)

Lab Fotografi Kampus (2009)

Lab Fotografi Kampus (2009)

Beres sidang nyalon di Botani Square sama Gonjreng (2010)

Perpisahan sama genk bala bala.. Di Cisangkuy, Mei 2010
(Gemby, Iresh, Netti)

Sama si Neng Tika di Pulau Tidung (Juli 2010) Satu minggu sebelum wisuda

Sama anak-anak kelas Jakarta, awal masuk kuliah. Liat aja pada cupu-cupu. Haha. Kalo gak salah ini pas hunting foto tugas fotografi di Museum Fatahillah (2008)

Sama Neng Tika dan Neng Naii di Tidung (Juli 2010)

Ini di Anyer taun 2009. Sama Jabel dan Winduutaaa

Anyer (2009) sama Wenda di depan penginapan

Anyer (2009)

Anyer (2009)

Anyer (2009)

Depan fotokopian kampus sama Desy (2009)

ISI Jogja pas Studi banding Januari 2009

Pas Communication Day atau Comday, di Gunung Bunder taun 2007. Bener-bener awal masuk kuliah banget disini.

Comday (2007)

Toilet Kampus (2009)

Toilet Kampus (2009)

Masih di Toilet Kampus (2009)

Lagi di Toilet Kampus (2009)

Seneng amat yak gue foto dimariii (2009)



Shooting G.87 (2009)

Break Shooting G.87 (2009)

Ini artist dan penata rias nya (2009)

Beres shooting sebelum balik Jakarta (2009)

Detik-detik meninggalkan kampus (2009)

Lab Komputer (2009)

Kelas (2009)

Wisuda at GWW, Kampus Dramaga IPB bersama Aul dan Depiii (Juli 2010)

Tidung (2010)

Tidung (2010)

Tidung (2010)

Abis Wisuda sama Naii dan Evan (2010)

Tidung (2010)

Abis Snorkling di Tidung (2010)

With Ayah sama Ibu di Wisuda, GWW IPB Dramaga (Juli 2010)

Oky, Muklay, Naii (2010)

Ramean (2010)

Botani Square (2010)

Botani Square (2010)

Botani Square (2010)


Toilet Kampus (2009)

Parkiran Botani Square (2009)


Itulah saya dan kepribadian saya yang random . . .  Hahahahaaaaaa

Menanti

Aku tidak ingin menghabiskan waktu bersama dengan orang yang tidak aku cintai sama sekali..

Dan aku telah memilih,,

Untuk menunggu orang yang aku cintai..