CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »
Kalau kau tanya apa itu cinta,, lihatlah dimataku..

Karena ia telah meninggalkan jejak cahaya disana..

Kalau kau tanya kenapa bisa begitu,, jawabnya adalah kamu..

Dan kalau masih ada tanya kenapa harus kamu,, terus terang,, aku tak tahu..

Karena kata-kata tak sanggup lagi menyampaikan isyarat hatiku..

Pages

Senin, 11 April 2011

Jauh Tak Nampak, Dekat Tak Terlihat

Cerita yang akan saya tuliskan disini, adalah kejadian yang kemarin saya alami dalam satu harian. Begini ceritanya, kemarin adalah hari Minggu 10 April 2011. Saya bangun pagi-pagi sekali sekitar pukul empat subuh. Saya langsung bergegas mandi dan berwudhu, kemudian setelah adzan subuh berkumandang, saya segera bersiap untuk menunaikan ibadah shalat subuh. Setelah selesai menunaikan kewajiban saya sebagai seorang muslimah, saya bersiap. Mengenakan training dan kaus lengan panjang serta mengenakan kerudung dan sepatu kets. Saya bersiap untuk lari pagi di taman Monas bersama dengan Om, Tante serta adik sepupu saya.

Sesampainya di Taman Monas, saya dan sepupu saya langsung saja berlari-lari kecil di taman tersebut. Dengan penuh suka cita, saya menikmati Minggu pagi yang indah dengan hati senang. Saya membebaskan pikiran saya ini dari semua kegalauan yang menyerang saya beberapa hari kemarin. Saya benar-benar menikmati hari sekali kemarin.

Setelah selesai berolahraga, saya dan keluarga memutuskan untuk berjalan di refleksi yang terbuat dari bebatuan yang berada di dalam taman pepohonan. Setelah itu saya dan sepupu saya beranjak menuju pohon berdahan rindang dan mudah sekali untuk dipanjat. Ini pertama kalinya saya memanjat pohon. Dan rasanya cukup menyenangkan sekali melakukan hal yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Ada sensasi tersendiri ketika melakukannya.

Setelah puas memanjat pohon, saya beristirahat duduk di bangku taman bersama 4Om dan 4Tante saya yang sebelumnya sudah berada di sana terlebih dahulu. Kemudian tidak berapa lama, tante mengajak saya untuk pergi mencari kue onde-onde. Sebelumnya, memang tante saya ingin membeli kue tersebut ketika baru saja sampai di parkiran 4Monas, namun saat ituOm saya belum memberikan ijin. Ketika sudah selesai berolahraga, dengan keinginan kuat untuk menikmati kue onde, 4Tante saya meminta ijin lagi kepada suaminya dan akhirnya diperbolehkan.

Lantas saya dan 4Tante saya bergegas pergi mencari kue tersebut. Kami berdua jalan melewati jalan yang tadi sempat kami lewati. Saya perhatikan setiap orang yang menjajakan dagangannya di pinggir trotoar, namun tak satupun pedagang yang menjual kue onde. Saya memang sempat melihatnya, tetapi itu saat di parkiran, sesaat setelah turun dari 4Avanza. Tetapi selama di dalam taman 4Monas, saya belum melihat ada pedagang yang menjajakan kue onde.

Pencarian diteruskan sampai kami berada di lapangan tempat akami berolahraga tadi. Mata saya tak hentinya melihat dan memprehatikan dengan seksama para pedagang. Anmun ahsilnya tetap nihil. Tante saya pun seperti ingin menyerah. Karena memang kami tidak melihat atau menemukan satu padagang pun yang menjual kue onde. Akhirnya kami putuskan untuk kembali ke dalam taman pepohonan untuk menemui keluarga kami yang lain. Tetapi di tengah perjalanan, saat kembali berada di dalam taman pepohonan, kami melihat satu pedagang yang menjual kue onde. Akhirnya pencarian kami berbuah. Apa yang kami inginkan kini berada di depan mata kami. Dicari jauh-jauh, eeh ada nya disini. Padahal tadi kami sempat melewatinya, namun kami malah tidak melihat dan terus berjalan menjauhi taman pepohonan.

Terkadang, apa yang kita inginkan, kita sudah berusaha keras untuk mencarinya, berjalan jauh sekali namun kita semakin tidak menemukan apa yang kita inginkan tersebut. Dan ketika kita sudah menyerah, memutuskan untuk kembali, melupakan hal tersebut, pasrah dengan segala keputusan Tuhan, justru di tengah perjalanan kita pulang, kita justru mendapatkan apa yang kita inginkan tersebut dengan mudah. Kita mendapatkan hal tersebut di perjalanan yang sempat kita lewati, namun tidak nampak sesuatu apapun disana. Memang mengherankan segala anugerah yang Tuhan beri untuk kita. Tuhan menginginkan kita untuk selalu menjadi makhluknya yang tidak mudah menyerah, berjuang dengan gigih demi mendapatkan apa yang diinginkan. Tuhan sengaja menguji kita dengan tidak langsung memberikan hal yang kita inginkan tersebut, karena 4Tuhan ingin melihat sampai sejauh mana perjuangan dan pengorbanan kita demi mendapatkannya. Jika Tuhan sudah menghendaki, apapun yang kita inginkan pun niscaya akan diberikan. Namun semua itu harus diiringi oleh usaha serta doa yang tak pernah lepas.


Kemudian siang harinya, saya dan Tante saya, (adik dari ayah saya yang paling kecil) mengajak saya pergi ke Dufan. Bersama dengan teman SMA nya dulu. Saya senang sekali mendengarnya. Sudah lama sekali saya memang menginginkan pergi kesana. Tetapi masalah budget seringkali menjadi penghalang saya untuk bisa memompa adrenalin dengan memainkan wahana yang tersedia disana.

Jam sebelas siang, kami berangkat dengan menggunakan bus Trans Jakarta. Sesampainya disana sekitar jam 1. Saya langsung mencari mushola untuk menunaikan ibadah shalat dzuhur. Setelah itu melanjutkan perjalanan menuju Dufan. Ternyata teman Tante saya dua orang. Dan keduanya adalah laki-laki. Mereka berdua cukup baik, menurut kacamata awal perkenalan saya dengan mereka. Alhamdulillah pula saya dengan mudah bisa langsung akrab dengan mereka.

Setelah masuk ke dalam area wahana, kami memutuskan untuk memainkan wahana pertama yaitu halilintar. Antri yang panjang saat itu tidak mengurungkan niat saya untuk membatalkan naik wahana ini. Saya sangat bersemangat sekali dibandingkan dengan mereka bertiga. Maklumlah, sudah lama saya tidak ke tempat bermain ini. Terakhir kali sekitar tahun 2009 lalu. Satu jam mengantri, namun permainan hanya berlangsung selama kurang lebih 3 menit. Huaaah!! Capek ngantri!!

Wahana kedua adalah Tornado. Jujur, saya takut sekali dengan wahana ini. Karena ini adalah pertama kalinya saya akan menaikinya. Terlihat dari luar sangat ekstrem dan mampu membuat jantung berdegup sangat kencang. Mau mundur, bukan tipe saya seperti itu. Saya adalah tipikal orang yang jika sudah membuat keputusan, akan menanggung segala resiko yang akan terjadi. Seperti yang sebelumnya terjadi di halilintar, kami mengantri selama satu jam!!

Satu jam berlalu, tibalah giliran kami naik ke atas wahana. Saya sempat ragu, namun sudah tidak ada waktu untuk mundur. Saya beranikan diri saya untk naik ke atas wahana. Bismillah, gumam saya saat itu. Permainan berlangsung. Benar saja, rasanya gak karuan jantung ini. Tubuh diguncang ke atas ke bawah, di naik turunkan, benar-benar memacu adrenalin. Tetapi setelah permainan usai, saya justru tidak mendapatkan apa yang saya bayangkan sebelumnya. Saya pikir, permainan ini membuat saya kapok. Justru tidak. Saya malah ketagihan untuk menaikinya sekali lagi. Ternyata seru sekali loh. Tidak se ekstrem yang dibayangkan awalnya.

Memang, apa yang kita bayangkan di awal, justru kenyataan yang terjadi tidak seperti itu. Terkadang kita salah membuat persepsi stas suatu hal atau permasalahan. Kita terlalu cepat mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang terlihat dari luarnya saja, tanpa mencermati seperti apa hal tersebut sesungguhnya setelah dicoba untuk dijalani. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana rasa dari suatu hal kalau kita belum mencobanya. Untuk itu, biasakanlah diri kita mulai saat ini untuk tidak menyimpulkan sesuatu hal dari luarnya saja, kita harus melihat ke dalamnya juga, agar kita tidak salah mengambil kesimpulan untuk membuat suatu keputusan.

Menanti

Aku tidak ingin menghabiskan waktu bersama dengan orang yang tidak aku cintai sama sekali..

Dan aku telah memilih,,

Untuk menunggu orang yang aku cintai..