CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »
Kalau kau tanya apa itu cinta,, lihatlah dimataku..

Karena ia telah meninggalkan jejak cahaya disana..

Kalau kau tanya kenapa bisa begitu,, jawabnya adalah kamu..

Dan kalau masih ada tanya kenapa harus kamu,, terus terang,, aku tak tahu..

Karena kata-kata tak sanggup lagi menyampaikan isyarat hatiku..

Pages

Senin, 16 Juli 2012

Sering terlupakan, namun sangat penting

“Ini bukan salah aku, ini salah kamu. Kamu yang gak pernah punya waktu untuk kita, untuk hubungan ini. Dan kamu masih bilang ini salah aku?”.

Naura menggigit bibirnya. Dengan muka yang menahan marah, ia alihkan ke arah jendela yang menggambarkan pemandangan senja di sore hari yang basah. Hari itu baru saja hujan deras turun. Dan di dalam sebuah mini kafe, dua orang yang berlainan jenis sedang membahas hubungan mereka yang sudah mulai tidak kondusif.

Naura menarik nafas dalam-dalam. “Bram, kamu harus tau ya, dari awal aku seperti ini karena aku harus membiayai hidup aku dan keluarga aku. Aku ini tulang punggung, aku kerja setiap hari, banting tulang untuk aku, untuk mereka. Aku tau, aku sadari aku salah. Tetapi bukan berarti kamu bisa selingkuh dengan perempuan lain! Ingat itu Bram. Setidak punyanya waktu yang bisa aku kasih untuk kamu, untuk hubungan kita ini, aku tidak pernah sekalipun terfikir untuk selingkuh atau lengah serta mencari laki-laki lain. Kita putus!”

Naura mengeser kursi, bangkit dan berdiri. Melepas cincin yang melingkar di jari manisnya. Kemudian meletakkannya di atas meja. “Semoga cincin ini bisa melingkar di jari manis yang tepat Bram.” Naura melangkah pergi. Meninggalkan Bram dengan raut wajah yang marah. Seketika Bram menggebrak meja. Membuat seisi kafe tersebut melihat ke arahnya.

Cerita di atas merupakan contoh kecil dari gagalnya suatu hubungan. Padahal, hubungan masih bisa berjalan baik-baik jika kedua manusia nya mau melakukan introspeksi diri masing-masing. Lalu apa sebenarnya introspeksi diri? Mengapa hal tersebut diperlukan? Tidak hanya di sebuah hubungan percintaan, namun introspeksi diri pun perlu dalam kondisi apapun.

Introspeksi adalah proses pengamatan terhadap diri sendiri dan pengungkapan pemikiran dalam yang disadari, keinginan, dan sensasi. Proses tersebut berupa proses mental yang disadari dan biasanya dengan maksud tertentu dengan berlandaskan pada pikiran dan perasaannya. Bisa juga disebut sebagai kontemplasi pribadi, dan berlawanan dengan ekstropeksi yang berupa pengamatan terhadap objek-objek di luar diri. Introspeksi mepunyai arti yang sama dengan refleksi diri.

Penganut behaviorisme berpendapat bahwa introspeksi tidak bisa diandalkan karena beranggapan bahwa permasalahan ilmiah dalam psikologi harus dalam bentuk sesuatu yang dapat diukur secara objektif. Hal ini membuat aliran tersebut lebih memperhatikan perilaku yang dapat diukur dibanding kesadaran atau sensasi. Psikologi kognitif menerima penggunaan metode ilmiah, tetapi menolak introspeksi sebagai metoda yang valid untuk penelitian berdasar alasan tersebut.

Di sisi lain, introspeksi dapat dianggap sebagai alat yang valid untuk mengembangkan hipotesis ilmiah dan model teoretis, khususnya dalam ilmu dan rekayasa kognitif.

Introspeksi digunakan oleh Wilhelm Wundt dalam laboratorium psikologi eksperimental yang ia dirikan di Leipzig tahun 1879. Wundt beranggapan bahwa penggunaan introspeksi dalam penelitian akan menghasilkan informasi tentang bagaimana pikiran seseorang bekerja, sehingga ia ingin memeriksa pikiran tersebut sampai elemennya yang paling dasar. Wundt bukan sebagai penemu dari proses yang disebut introspeksi ini, melainkan sudah ada sejak zaman Sokrates. Kontribusi Wundt adalah memasukkan metoda ini ke dalam eksperimen ilmiah yang menjadi lapangan baru pada psikologi pada saat itu.

Dalam hal apapun, manusia selalu dan pasti diliputi permasalahan. Hidup bermasyarakat membuat seseorang pasti melakukan kesalahan. Baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak. Terkadang, orang tersebut tidak menyadari kalau dirinya telah melakukan kesalahan. Untuk itu, diperlukan orang lain yang mengingatkan. Lalu, pertanyaan “Gue harus introspeksi diri dengan cara seperti apa?” Pertanyaan tersebut kerap terjadi. Yang tau bagaimana kita mengoreksi diri sendiri ya hanya kita. Bukan orang lain. Orang lain hanya mengingatkan jika kita berbuat salah. Dengan mengoreksi diri, sesuatu hal buruk pasti masih bisa dihindari. Karena keterbukaan satu sama lain, dan saling mengungkapkan apa yang mereka rasakan, meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Sejenak di balik cermin

Naura membuka kran wastafel. Seketika kucuran air dingin nan segar mengucur dengan derasnya. Ia pun membungkuk dan mencuci muka dari air tersebut. Matanya terpejam, ia menggigit bibir bawahnya sendiri, melihat ke arah cermin yang nampak di depannya. Pelan-pelan, ia mengamati bayangan yang terpantul dari balik cermin besar tersebut.

“Apa yang bisa dilihat Advent jika harus memilih gue jadi pasangan hidupnya? Gak ada! Apa yang menjadi daya tarik gue? Gak ada juga! Gue cuma seorang perempuan yang nyaman mengenakan apa yang menjadikan diri gue terlihat nyaman di hadapan banyak orang.”

Naura dengan seksama memperhatikan apa yang terpantul dari balik cermin tersebut. Kaos kebesaran yang selalu menjadi andalannya, dipadukan dengan jaket denim ber hoddie kesayangannya. Gelang-gelang etnik using yang terbaris rapi di lengan kanan serta baby G biru tua yang dengan setia melingkar di lengan kirinya.

Sekilas nampak memang ia tidak seperti perempuan kebanyakan. Dengan berpakaian berantakan serta urakan, jati dirinya dapat muncul. Hal ini yang membuatnya kehilangan kepercayaan diri ketika mendekati seseorang. Ditambah dengan profesinya sebagai seorang Jurnalis, yang selalu mengharuskan dirinya terjun ke lapangan sekalipun badai menghadang. Bukan perkara mudah baginya untuk mencari pasangan hidup.

Laki-laki yang mau adalah laki-laki terhebat menurut yang ia pikirkan. Karena mau mengambil resiko besar ketika memilih dirinyauntuk menjadi pasangan hidup. Dengan keminiman waktu yang ia miliki, penampilan yang tak memadai, serta fisik yang tdiak juga bisa diandalkan, membuat laki-laki pada umumnya sekarang memilih untuk bersama dengan perempuan rumahan yang anggun.

Naura menunduk. Tangannya merogoh ke dalam balik saku denimnya. Menemukan sebuah pulpen bercorak wayang dengan warna kesukaannya. Memperhatikannya dengan seksama. “Kenapa gue jadi kangen dia gini? Kenapa harus dia? Kenpa harus dia yang membuat kupu-kupu di dalam perut gue seakan-akan mau terbang?!” Naura berteriak. Kedua tangannya terkepal.

“Sebisa mungkin, gue harus menolak perasaan ini! Harus! Dia abu-abu! Dan gak bisa gue paksa dia untuk menerangkan warnanya! Tapi sulit. Sulit ketika harus memaksakan diri untuk tidak jatuh cinta!”

Naura tertunduk lesu. Sekali lagi ia memperhatikan bayangannya sendiri di depan cermin.  “Baiklah, gue memang sudah saatnya memilih untuk tidak meneruskan semua ini. Semoga memang ini yang terbaik.”

Naura berlalu meninggalakan toilet dan kembali ke ruang kerjanya. 

Kamis, 05 Juli 2012

I LEFT MY HEART IN BELITONG

Rasanya punya utang cerita banyak itu emang gak enak banget. Kayak sekarang nih, serba bingung mau apa yang di publish duluan. Oke, mungkin dengan cerita perjalanan saya dan teman-teman saya mengunjungi Bangka Belitong. Lebih tepatnya kami ke Pulau Belitong Timur.

Rencana untuk liburan ke Pulau Belitong ini memang sudah lama sekali saya dan teman-teman rencanakan. Namun kami selalu terkendala masalah waktu. Uang siap, waktu yang tidak siap. Ditambah lagi saya yang sekarang menyandang status mahasiswa. Senin Jumat bekerja, sementara Sabtu Minggu saya habiskan waktu di kampus. Itu juga kalau tidak bentrok dengan liputan tentunya.

Akhirnya terpilihlah tanggal 18 – 21 Mei 2012 kemarin. Dengan menumpang Sriwijaya Air, saya dan teman-teman saya yang paginya sebelum berangkat tetap bekerja seperti biasa. Baru lah ketika pukul 12 siang kami izin untuk pergi ke Bandara. Karena pesawat akan lepas landas pukul setengah 3 sore.

Kami yang terdiri dari, Saya, Ayik, Kiki, Wisnu, Dika (pacar Ayik), dan Mba Vincent (istri dari fotografer kami, Wisnu). Sampai di Bandara sekitar pukul satu siang. Setelah selesai maakn siang, kami menunggu di Gate 5 terminal 1B.



Beginilah suasana saat menunggu pesawat datang. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing. Termasuk saya, yang juga sibuk melamun. Hehehe.

Akhirnya pesawat pun datang tepat waktu. Tidak ada delay per delay an seperti pesawat lain. Kami naik sekitar pukul 15.00 dan pesawat baru lepas landas sekitar pukul 15.30. Perjalanan ditempuh kurang lebih 55 menit. Selama di pesawat, saya mencoba untuk tidur, namun hasilnya nihil. Saat yang paling tidak saya suka adalah ketika berada di dalam pesawat. Berdengung dan itu sangat menyebalkan.

Pesawat pun tiba di Bandara H.A.S Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, Belitong pada pukul 16.00. sampai sana kami sudah ditunggu oleh kerabat yang kebetulan bisa mengantar kami ke penginapan dan menemani kami selama liburan disana.



Dengan menumpangi Kuda tua, kami semua mengelilingi pulau Belitong Timur sore itu. Karena hari yang juga cukup sore, dan perjalanan dari Bandara ke Pantai sangat jauh, maka diputuskan untuk melihat pantai rute pertama di Pantai Nyiur Melambai.



Setelah selesai dari Pantai Nyiur Melambai, perjalanan dilanjutkan ke rumah dinas Bupati Belitong Timur. Nuansa kolonialisme Belanda masih sangat kental di bangunan ini. semua arsitektur jaman penjajahan tidak banyak dirubah. Tetap elegant dengan pemandangan di depannya lautan luas nan megah.




Setelah puas berfoto-foto di Rumah Dinas Bupati yang kebetulan juga memang ditinggal oleh si empunya rumah, perjalanan dilanjutkan ke daerah Manggar. Dimana disana dikenal dengan sebutan atau julukan negeri 1001 kedai kopi. Dapat kita lihat jika sudah sampai di Manggar, semua berjejer di pinggir jalan warung-warung kopi yang ramainya pada malam hari saja. uniknya, masyarakat daerah sini tdiak perlu yang namanya media elektronik seperti televise, maupun media cetak seperti koran. Cukup dengan datang ke kedai kopi, maka segala informasi apapun, baik berita politik akan sampai ke telinga masing-masing. Inilah yang masih menjadi tradisi atau cirri khas masyarakat Sumatera. Budaya silaturahmi mereka melalui tukar informasi di dalam kedai kopi.

Tibalah saat makan malam. Menu khas daerah Belitong adalah ikan. Apapun yang kami makan ya pasti menu ikan. Tidak ada menu lain selain ikan. Tetapi memang ikan yang ada disana berbeda dengan ikan yang ada di Jakarta pada umumnya. Dia memiliki daging yang sangat legit. Meskipun hanya dibakar tanpa bumbu, dagingnya tetap berasa gurih. Kebetulan karena ingatan saya buruk, saya lupa nama ikan yang saya makan. Maaf ya.

Setelah selesai makan malam di daerah Manggar, dengan biaya yang tidak murah, kami melanjutkan perjalanan dengan minum kopi di pasar malam. Kebetulan letaknya tidak jauh dari tempat kami akan menginap. Memang, ternyata kopi di daerah sini sangat nikmat. Aroma, dan citarasa nya itu sangat khas. Ringan diperut kalau menurut saya. Karena saya mempunyai maag akut, tetapi ketika mencicipi kopi hitam ini Alhamdulillah perut saya tidak menolaknya. Rasanya memang benar-benar ciamik.

Jam menunjukkan pukul 9 malam. Saya merasa sangat lelah. Begitu juga dengan teman-teman saya yang lainnya. Terkecuali Wisnu dan Istrinya. Merek aberniat motret acara dangdut malam yang akan diadakan satu jam lagi. Sementara saya dan yang lain, sama sekali tidak ingin ikut. Semenjak menginjakkan kaki di tanah yang terkenal dengan laskar Pelangi ini, saya belum istirahat sama sekali.

Kami menginap di Hotel Purnama. Hotel tanpa papan nama di depannya dan merupakan hotel sederhana dengan fasilitas yang cukup lumayan. Kebetulan saya yang sekamar dengan Kiki mendapat kamar yang cukup luas. Dua kasur superbed, meja dan kursi di luar serta di dalam, lemari, meja riuas dan kaca, AC, serta televisi dan juga kamar mandi lengkap dengan bathub. Lumayan lah ya, standar eksekutif kalau di Jakarta. Ditambah lagi kamarnya juga bersih dan harum. Karena inilah yang terpenting. Saya yang lelah perjalanan dan sangat mengantuk, begitu masuk ke dalam dan melihat fasilitas yang lumayan di kamarpun keinginan untuk memeluk kasur pun semakin kuat. Pukul 10 malam saya meninggalkan Kiki yang masih asik teleponan dengan pacarnya di Jakarta. Saya pun tidur dengan nyenyaknya.

Pagi harinya saya bangun sekitar pukul 6 pagi. Kesiangan. Karena yang lainnya jam 5 subuh sudah sempat berjalan-jalan ke pasar. sementara saya dan Kiki, baru bangun jam 6, malah sudah hampir setengah tujuh pagi. Maklumlah, letak kamar kami memang di belakang, sedikit jauh dari kamar Wisnu dan Ayik. Jadilah kami terlambat bangun karena memang mereka tidak membangunkan kami. Setelah bersiap-siap, sekitar pukul 8 pagi kami berangkat menyusuri Belitong Timur. Dengan rencana awal kami mai snorkeling di Pulau Lengkuas.

Mobil bergerak perlahan. Dari balik kaca jendela, saya melihat bangunan rumah yang terjajar rapi di desa Gantong ini. kini menjadi terkenal dengna nama Desa Laskar Pelangi. Karena desa inilah, lahir dan tinggal penulis best seller dari novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata. Sekejap setelah Laskar Pelangi booming, semua yang berbau Laskar Pelangi pun berubah.

Mobil pun berbelok, menuju lokasi dimana SD Muhamadiyah Gantong berada. Atau yang lebih dikenal dengan SD Laskar Pelangi, tempat Lintang dan kawan-kawan menimba ilmu. Inji dia SD Muhammadiyah Gantong dari kejauhan.



 


Ketika kami mendekat, kami berusaha untuk amsuk ke dalam. Sayang, tidak diperkenankan masuk oleh penghuni yang lebih dulu hadir. SD tersebut sudah menajdi sarang lebah. Sulit jika kami nekat masuk ke dalam sana. Akhirnya kami hanya mengambil gambar di luar nya saja.

Setelah puas berfoto-foto, perjalanan dilanjutkan. Langsung menuju Tanjung Kelayang. Tempat transit atau dermaga nya ketika ingin ke Pulau Lengkuas. Perjalanan menuju Tanjung Kelayang tidaklah sebentar, hanya satu jam tetapi dengan kecepatan 80 km perjam. Kebayang bukan jauhnya seperti apa. Tidak bisa disamakan dengan Jakarta. Disini satu jam itu sama saja jarak Jakarta-Garut mungkin. Karena memang sangat jauh.



Sangat disayangkan. Kami ketinggalan kapal yang membawa kami ke Pulau Lengkuas. Ada lagi sekitar pukul 2 siang. Itu pun dengan tarif yang sangat tinggi. Maklumlah musim liburan, jadi semua orang memang mengarah ke Pulau tersebut. demi mengobati rasa kecewa yang mendalam, kami hanya foto-foto. Setelah puas, guide kami mengantar kami ke Tanjung yang tak kalah indahnya dengan Pulau Lengkuas. Namanya Pantai Tanjung Tinggi. Pantai dimana menjadi lokasi shooting laskar Pelangi pula.



Dan benar saja. pantainya indah sekali. Airnya jernih, sangking jernihnya sampai terlihat ke dasar dan berwarna kehijauan begitu diterpa dengan sinar matahari.



Dika, tak kuasa memendam hasrat untuk berenang seketika langsung menanggalakn pakaiannya dan byurr ! saya awalnya tidak tertarik, karena nanti akan berangkat ke Tanjung Kelayang lagi kemudian nyebrang ke Pulau Lengkuas. Untuk itu saya hanya foto-foto saja. akan tetapi setelah mendapatkan kenikmatan di Pantai ini, serempak kami membatalkan keinginan untuk ke Pulau Lengkuas. Ke Pulau Lengkuasnya diundur menjadi hari Senin. Dengan sebelumnya kami sudah membooking kapal agar tidak kehabisan lagi.

Langsung lah saya pun ikut bermain air di pantai yang sangat indah tersebut. Karena memang kebetulan saya dan Ayik tidak bisa berenang, kami hanya main-main di karang besar. Menempel pada karang, dan tdiak jauh-jauh dari karang. Saat itu matahari sedang panas-panasnya. Bayangkan saja, mana ada manusia normal yang berenang di laut jam 12 siang? Ya itu Cuma kami. Dengan menyewa perahu besar serta ban berukuran jumbo, kami semua berada di dalam air. Tidak peduli dengan matahari yang memancar sangat terik mengenai kulit kami. Bahakan saya, lupa jiak wajah saya tidak boleh terkena matahari langsung, karena efeknya tdiak akan baik. Seketika melihat Tanjung Tinggi, semua larangan dokter saya lupakan begitu saja.




Main di pantai, akan kurang jika tidak minum es kelapa. Kelapa di daerah sini pun dagingnya berbeda dengan kelapa pada umumnya. Legit.




Setelah puas menghitamkan diri, kami memutuskan untuk pulang. Tidak pulang, tetapi pindah tempat mencari spot untuk foto sunset di Pantai Pendam. Karena perjalanan yangs angat jauh, dan ketika itu hari semakin sore, kami pun tidak kebagian sunset. Sedih memang, karena kalau ke Pantai tanpa membawa sunset rasanya ada yang kurang. Karena kalau untuk memfoto sunrise itu sangat tidak mungkin. Akhirnya kami kembali ke hotel agak cepat. Karena memang badan pun terasa lengket terkena air asin di Pantai Tanjung Tinggi tadi. Sangking tingginya kadar garam di Pantai tersebut, membuat saya yang tidak bisa berenang mengambang. Tertolong. hehehe...

Tak lupa, kami pun mencicipi mie atep khas Belitong. letaknya di Tanjung Pandan. Enak juga ternyata. Dan disini, dapat melihat pemandangan yang tak ada di Jakarta. Yakni etnis Tionghoa dan pribumi duduk serta amakn bersama dalam sebuah meja. 

Esok paginya, sekitar pukul 7 kami pergi ke pasar tradisional. Sama seperti pasar pada umumnya, tidak ada yang berbeda, hanya saja disini pasarnya lebih rapi dan tidak becek. Tak hanya jajan, tetapi kami pun mencoba ngopi di kedai kopi milik A Liong. Kopiny aenak sekali, harum. Kali ini saya mencoba kopi susu. Tak kalah enaknya dengan kopi Oh nya.







Setelah puas jajan di pasar, perjalanan dilanjutkan ke pintu air Pace (kalo gak salah namanya ini) saya pun lupa. Disini banyak warga yang memancing. Katanya sih memang ada ikan, dan yang memancing pun berdasarkan hobi saja.





Setelah itu kami mengantarkan Mba Vincent ke Bandara. Karena besok pagi dia harus kembali bekerja. Pulangnya tidak sama dengan kami. Selepas mengantar Mbak Vincent, kami lanjutkan perjalanan dengan foto-foto ke Pantai Burung Mandi, Pantai batu, Kemudian ke Vihara. Yang letaknya tdiak jauh dari Pantai Burung Mandi. Sebelum ke Pantai Batu kami melihat aktifitas peribadatang di Vihara ini.






Perjalanan dilanjutkan ke Pantai (saya lupa namanya) akan tetapi Pantai ini pantai baru yang masih bersih dan pasirnya seperti tepung. Di Pantai ini juga biasa menjadi camp Pramuka. 



Ada hal konyol yangterjadi disini. Saat itu saya dan Kiki kebelet sekali pipis dari Pantai Batu. Kami tahan, karena disana juga tidak ada toilet. Beginilah suasana yang dianggap oleh masyarakat Belitong sebagai toilet.



Agak repot tapi mau gimana? Tidak ada pilihan lain. daripada ngompol, ya mau gak mau tapi mau saya pipis disana -____-

Kebetulan pula disana juga sedang terdapat Festival Budaya Belitong Timur. Segala jenis tari-tarian ditampilkan disini. Saya dan teman-teman sempat menyaksikan, namun seketika menajdi bosan lalu kembali main ke Pantai.




Hari sudah semakin sore, setelah lelah bermain dari pantai ke pantai. Segala tempat di Belitong sudah hampir semua kami kunjungi. Hari pun semakin senja. Kami pun berkeinginan untuk mencoba bakso yang katanya enak di Desa Gantong ini. Awalnya saya tidak percaya, menurut saya, Bakso itu yang paling enak ya hanya di Jakarta. Saya sempat kecewa makan bakso di daerah, karena rasanya sama sekali tidak enak. Dengan pertimbangan yang cukup lama, dan tergiur dengan bakso yang besar-besar, saya pun tertarik mencicipinya. Ternyata enyaaaaaakkkk.... Wisnu saja sampai makan nambah.

Setelah rasa cukup kenyang, kami pun melanjutkan perjalanan ke rumah A.Liong. Penjual kopi yang kedainya berada di dalam pasar yang kami kunjungi tadi pagi. Melanjutkan minum kopi di kedai kopi yang ada di rumah A.Liong ini. Harga segelas kopi cukup murah. Hanya 3 ribu rupiah saja, segelas kopi khas Belitong dapat disantap. 



Malam harinya, kami istirahat sedikit lebih cepat. Karena esok langsung packing dan chek out. Tanpa terasa, liburan pun berakhir dengan cepat. 4 hari 3 malam. Saya benar-benar jatuh hati dengan kota ini. Bahkan sebelum pulang, setelah membeli oleh-oleh kami outuskan untuk membatalkan snorkeling di Pulau Lengkuas. Kami memilih untuk sekali lagi, dan untuk yang terakhir sebelum terbang ke Jakarta berenang di Pantai Tanjung Tinggi. Sepertinya semua dari kami memang sangat mencintai pantai indah ini. Ditambah kondisi pantai yang jauh lebih sepi dari hari pertama saya kemari. 








Pantai Tanjung Tinggi merupakan pantai yang jangan sampai terlewatkan jika berkunjung ke Belitong. Airnya y ang masih sangat bersih, dengan kadar garam yang tinggi, karang yang indah dan bebatuan yang luar biasa. Membuat saya sangat berat hati meninggalkan kota Belitong dengan segala keindahannya. Sungguh, saya telah meninggalkan hati saya disini. 

Kami pulang dengan menumpang pesawat sekitar pukul 16.00. Sampai di Jakarta seore harinya. Saya masih merasa seperti mimpi bisa mengunjungi Pulau Belitong. Menikmati segala keindahan dari pulau kecil di bagian Selatan Sumatera tersebut. 

Sekian perjalanan singkat saya. Saya harap, Tuhan memperkenankan saya kembali untuk menjelajahi bagian-bagian Indonesia yang lebih kecil lagi. Indonesia itu sangat indah. Lebih indah dari negara manapun. Terimakasih Tuhan, atas segala kesempatan yang diberikan kepada saya, dengan mendatangi daerah yang sangat indah. Melihat keagunganMu. Semoga di lain waktu, saya dapat kembali ke Belitong :)

Selasa, 26 Juni 2012

Kumpulan ARTNDA

MAU SAMPAI BERAPA LAMA? HINGGA RASA ITU ADA DI HATI KAMU? AKU TUNGGUIN KOK, ASAL KAMU TIDAK ABU-ABU –ARTNDA

KITA SAMA-SAMA TAHU, ADA RINDU DIBALIK RAGU –ARTNDA

DI SAAT MALAM DATANG, DAN KUNANG-KUNANG MULAI BERKELIARAN,, DISANALAH AKU MULAI BERGELAYUT PADA ANGAN -ARTNDA

DIBALIK KATA RINDU, DISANALAH ADA KAMU –ARTNDA

WAKTU ADALAH JARAK TERJAUH, ANTARA AKU DENGAN KAMU –ARTNDA

WAKTU ADALAH, RENTANG JEDA DIMANA AKU HARUS BERSABAR, JIKA INGIN BERTEMU DENGAN, KAMU –ARTNDA

ADA KETEDUHAN, SETIAP KALI AKU TATAP, MATA KAMU –ARTNDA

KALA SENJA MENYAPA, DARI SUDUT JENDELA, DAN AKU MELIHAT, SILUET KAMU JELAS DISANA –ARTNDA

KAU TAU, ADA AKU YANG MENUNGGUMU, DENGAN RINDU YANG MENGGEBU –ARTNDA

SAYA SELALU SUKA DENGA AROMA WANGI KHAS YANG MUNCUL DARI TENGKUKMU.. DAN KINI SEPERTINYA SAYA MENCIUM AROMA ITU LAGI, SEMAKIN DEKAT DAN SEMAKIN MENUSUK –ARTNDA

KAMU, MEMANG AWALNYA AKU TIDAK TAHU.. NAMUN MENJADI TAHU KETIKA KAMU, MEMBERIKAN SENYUM ITU.. MESKI PALSU –ARTNDA

KENAPA DIPERTEMUKAN, JIKA PADA AKHIRNYA TIDAK SEJALAN.. ITU KARENA TUHAN INGIN KITA BELAJAR, APA ITU KEHILANGAN -ARTNDA

SULIT KETIKA, MELIHAT MATAMU DAN MENEMUKAN SESUATU DISANA,, BUKAN AKU -ARTNDA

AKU SELALU RINDU DENGAN SENYUMMU.. YANG MEMBUAT TEDUH HATIKU -ARTNDA

Apa ini sebuah pelarian

Apa ini sebuah pelarian?

Ketika dimana hati yang jemu, dipertemukan dengan hati yang baru..

Apakah ini pelarian?

Jika aku memilih untuk lebih merasa nyaman di sampingmu, bukan dia kekasihku sesungguhnya..

Apakah ini pelarian?

Ketika aku menceritakan semua bebanku padamu, termasuk ceritaku dengan dia..

Apakah ini pelarian?

Dan semua rasa ini akan hilang termakan waktu?

Serta tidak ada kejelasan dari kekelabuan abu-abu semu ini..

Aku tidak bisa memilih, dan juga tidak bisa meninggalkan kenyamanan ini..

Tetapi satu yang pasti, perlahan, rasa itu muncul dan mulai bersemi, disini, di hati ini..

-artnda

Kamu datang tiba-tiba

Kamu datang tiba-tiba,,
Tepat setelah dia,,
Seakan penuh makna..

Kamu datang tiba-tiba,,
Mengembalikan semua tawa, yang aku sendiri bahkan sudah lupa bagaimana cara tertawa lepas..

Kamu datang tiba-tiba,,
Dengan satu pesona,
Yang membuatku tidak ingin beranjak dari sisimu..

Membuatku menyiapkan sesuatu bahan, untuk kita perbincangkan bersama, kelak ketika Tuhan mengijinkan kita kembali bertemu..

Kamu datang tiba-tiba,,
Memberiku berbagai rasa..

Kamu datang tiba-tiba,,
Penuh dengan tanda tanya yang membuatku dilemma..

Membuatku bertanya, apakah kamu dan aku akan menjadi kita?

Atau kamu akan pergi sama seperti sebelumnya?

Meninggalkanku dengan semua rasa yang telah ada..

-artnda-



Spasi

Spasi

Apakah keraguan di hati, berhubungan dengan spasi?

Semakin rapat, justru semakin sulit untuk membuat spasi..

Akan tetapi,

Spasi yang berlebihan pun, justru malah akan membuatnya semakin longgar..

Lalu spasi apa yang dibutuhkan, untuk mengakhiri kata sebelum titik..

-artnda

Untuk Kamu, Calon Imamku...

Aku..

Disini aku akan menceritakan siapa aku…

Orang-orang bebas memanggilku dengan sebutan apapun, senyaman mereka mengenalku..

Aku tumbuh dan lahir dari keluarga kecil nan bahagia di Timur Jakarta..

Alhamdulillah aku melewati semua proses kehidupanku dengan semua rasa dan warna yang ada.. baik suka, duka, sedih, pahit, kecewa, bahagia, marah, tertekan, ketidak adilan, semua rasa, sudah aku lewati dalam perjalananku menuju masa itu.. bahagia..

Bukan berarti saat ini aku belum bahagia.. kata siapa? Meskipun aku sering membuat tulisan mellow, yang kalau kata orang identik dengan kegalauan, sesungguhnya aku bahagia dengan aku yang seperti itu..

Karena di usiaku yang masih bertahan dalam angka kembar, aku menemukan banyak sesuatu di dalam perjalananku untuk bertemu kamu..

Kamu.. seseorang yang selalu mengganggu tidur nyenyakku.. bahkan aku sendiri tidak tahu siapa kamu.. dimana kamu.. dan apa yang sedang kamu lakukan.. saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju kamu.. disana, dan aku sangat yakin,, sebentar lagi kita akan bertemu..

Jika kita sudah bertemu nanti.. aku mohon, jangan menggenggamku terlalu erat.. karena aku tidak akan kemana-mana.. aku akan bersandar di bahumu.. setiap waktu.. setiap detik aku akan mencintaimu seperti aku mencintai saat saat kesendirianku kini..

Bukan berarti pula kamu melepaskan genggamanmu terhadapku.. kita sama-sama tahu,, apapun yang digenggam terlalu erat akan hancur pada masanya..

Untuk kamu yang berada jauh disana.. siapapun itu.. aku yakin kamu adalah sesuatu yang paling indah yang Tuhan kirim untuk menemaniku hingga mata tak lagi sanggup untuk melihat.. ketika raga tak sanggup lagi untuk bergerak.. ketika telinga tak sanggup lagi mendengar, dan ketika mulut tak lagi sanggup berbicara..

Tapi cinta kita tetap satu.. mengalun syahdu dari lubuk hati kita yang paling dalam.. hal inilah yang membuat kita akan bertahan pada badai kehidupan.. kamu dan aku diciptakan satu.. dan selamanya..

Ada hal yang harus kamu tahu tentang aku dan siapa aku.. aku hanyalah perempuan keras kepala namun manja yang haus akan perhatian.. bukan berarti saat aku kecil aku tidak mendapatkan perhatian dari kedua orang tuaku.. tetapi aku lebih suka jika kamu yang melakukannya sebagai pengganti mereka saat aku memutuskan untuk hidup bersamamu..

Aku perempuan yang sangat mencintai kesendirian dan kemandirian. Hidup di tengah peradaban modern dan dikelilingi oleh kemunafikan.. aku menyukai petualangan, untuk itulah di dalam perjalanan hidupku, aku banyak menemukan sesuatu yang baru..

Selain itu, aku sangat senang mengabadikan apa yang aku temui melalui tulisan-tulisanku.. lebih banyak aku menulis sesuatu yang melintas begitu saja di dalam kepalaku ini.. karena itu penting buatku..

Kamu pun harus tahu satu hal, aku pecinta cokelat dan ice cream yang sangat takut dengan hewan menjijikan seperti kecoak dan juga ondel-ondel. Konyol memang. Banyak yang menertawakanku akan hal itu. tetapi mereka tidak tahu, dibalik kemandirianku, aku hanyalah manusia biasa, lebih tepatnya perempuan apa adanya yang juga takut akan sesuatu..

Bukan hal yang mudah, menjadi aku dengan perjalanan hidup seperti ini.. aku bukan bermaksud mengeluh.. hanya saja ingin sekedar memberi tahu kepada kamu, kalau aku tumbuh dari ketidak adilan dan kekecewaan. Tapi aku masih menganggap itu merupakan kebahagiaan. Karena definisi bahagia, hanya bisa ditetapkan oleh kita yang merasakannya.. apa yang aku dapat dari Tuhan selama 22 tahun ini merupakan anugerah, semua, tanpa terkecuali..

Aku dikaruniai kedua orang tua yang sempurna. Ketiga adik yang sangat membantuku dalam mengarungi perjalanan hidup ini.. teman-teman, baik yang pernah beberapa kali menjalin hubungan secara pribadi, maupun teman-teman di sekelilingku.. aku bahagia dapat dipertemukan dengan mereka semua.. karena mereka, hidupku semakin sempurna..

Satu hal yang harus kamu tahu dan pahami.. aku tidak terlahir sebagai perempuan cantik secara fisik.. aku juga tidak pintar seperti yang terkadang orang-orang katakan.. aku hanya perempuan sedang berusaha tumbuh dan mengarungi badai kehidupan yang telah digariskan Tuhan dengan caraku sendiri.. aku berusaha menambah ilmu ku, mengupdatenya dengan banyak membaca dan menulis.. meskipun aku tak cantik secara fisik, tetapi aku ingin menjadi cantik secara hati dan ilmu, agar proses pertemuan kita semakin cepat..

Untuk itu aku berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi diriku sendiri.. dengan segala kesederhanaan, kemandirian yang aku miliki.. serta semangat di setiap harinya dalam perjalanan yang akan membawaku padamu disana.. aku pun sangat yakin, disana kamu melakukan hal yang sama, untuk kita dan kehidupan kita kelak..

Tak banyak yang kuminta darimu., aku hanya ingin, kamu menjadi satu-satunya orang paling mengerti akan kesibukanku dan duniaku.. karena jarang sekali aku bertemu dengan yang seperti itu.. perjalanan panjang membawaku kepada pertemuan-pertemuan singkat dan semu.. terkadang aku lelah, terkadang aku marah.. akan tetapi, jika aku menyerah, itu artinya aku tidak akan bisa menemukanmu disana.. kamu, bukanlah sesuatu yang mudah untuk ditemukan. Aku sangat yakin itu..

Banyak badai dan rintangan, serta segala perasaan campur aduk dan dipertemukan dengan seseorang yang salah sebelum akhirnya aku bertemu kamu.. siapapun kamu, dan apapun yang kamu lakukan bersama pasanganmu saat ini, ketahuilah, bahwa hari esok, kita akan membina hubungan yang baru.. berjalan beriringan bersama.. meski tidak untuk detik ini, tapi bukan berarti esok tidak ada kesempatan untuk kita bertemu dan memulai semuanya..

Kamu pasti sangat special.. dengan sulitnya kamu ditemukan.. dengan segala rintangan yang menghalau.. kamu pastilah seseorang yang bisa mengerti segala keegoisanku.. seseorang yang mengerti, jika aku adalah perempuan yang sangat melankolis.. menilai sesuatu dari perspektif hati, jarang sekali menggunakan logika.. meski berulang kali berusaha untuk menggunakannya.. namun tak jua mampu..

Satu kata terakhir untuk kamu, siapapun kamu disana, yang kelak akan meniadi imamku di kehidupan yang akan datang.. mulai dari hari ini, 5 tahun ke depan, atau 10 bahkan 20 tahun lagi.. ketahuilah.. sebelum kita dipertemukan, aku sudah mempersiapkan sebuah kejutan di pertemuan awal kita nanti.. yang aku sendiri pun tidak bisa mendefinisikannya dengan kata-kata, karena hal itu hanya cukup dirasakan bersama, oleh kita..

Kita akan hidup bersama dengan anak-anak kita kelak.. dengan tulisan yang akan memperkuat kemesraan kita dengan keluarga kecil kita pada waktunya… AMIN

-ARTNDA

Menanti

Aku tidak ingin menghabiskan waktu bersama dengan orang yang tidak aku cintai sama sekali..

Dan aku telah memilih,,

Untuk menunggu orang yang aku cintai..