CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »
Kalau kau tanya apa itu cinta,, lihatlah dimataku..

Karena ia telah meninggalkan jejak cahaya disana..

Kalau kau tanya kenapa bisa begitu,, jawabnya adalah kamu..

Dan kalau masih ada tanya kenapa harus kamu,, terus terang,, aku tak tahu..

Karena kata-kata tak sanggup lagi menyampaikan isyarat hatiku..

Pages

Senin, 16 Juli 2012

Sering terlupakan, namun sangat penting

“Ini bukan salah aku, ini salah kamu. Kamu yang gak pernah punya waktu untuk kita, untuk hubungan ini. Dan kamu masih bilang ini salah aku?”.

Naura menggigit bibirnya. Dengan muka yang menahan marah, ia alihkan ke arah jendela yang menggambarkan pemandangan senja di sore hari yang basah. Hari itu baru saja hujan deras turun. Dan di dalam sebuah mini kafe, dua orang yang berlainan jenis sedang membahas hubungan mereka yang sudah mulai tidak kondusif.

Naura menarik nafas dalam-dalam. “Bram, kamu harus tau ya, dari awal aku seperti ini karena aku harus membiayai hidup aku dan keluarga aku. Aku ini tulang punggung, aku kerja setiap hari, banting tulang untuk aku, untuk mereka. Aku tau, aku sadari aku salah. Tetapi bukan berarti kamu bisa selingkuh dengan perempuan lain! Ingat itu Bram. Setidak punyanya waktu yang bisa aku kasih untuk kamu, untuk hubungan kita ini, aku tidak pernah sekalipun terfikir untuk selingkuh atau lengah serta mencari laki-laki lain. Kita putus!”

Naura mengeser kursi, bangkit dan berdiri. Melepas cincin yang melingkar di jari manisnya. Kemudian meletakkannya di atas meja. “Semoga cincin ini bisa melingkar di jari manis yang tepat Bram.” Naura melangkah pergi. Meninggalkan Bram dengan raut wajah yang marah. Seketika Bram menggebrak meja. Membuat seisi kafe tersebut melihat ke arahnya.

Cerita di atas merupakan contoh kecil dari gagalnya suatu hubungan. Padahal, hubungan masih bisa berjalan baik-baik jika kedua manusia nya mau melakukan introspeksi diri masing-masing. Lalu apa sebenarnya introspeksi diri? Mengapa hal tersebut diperlukan? Tidak hanya di sebuah hubungan percintaan, namun introspeksi diri pun perlu dalam kondisi apapun.

Introspeksi adalah proses pengamatan terhadap diri sendiri dan pengungkapan pemikiran dalam yang disadari, keinginan, dan sensasi. Proses tersebut berupa proses mental yang disadari dan biasanya dengan maksud tertentu dengan berlandaskan pada pikiran dan perasaannya. Bisa juga disebut sebagai kontemplasi pribadi, dan berlawanan dengan ekstropeksi yang berupa pengamatan terhadap objek-objek di luar diri. Introspeksi mepunyai arti yang sama dengan refleksi diri.

Penganut behaviorisme berpendapat bahwa introspeksi tidak bisa diandalkan karena beranggapan bahwa permasalahan ilmiah dalam psikologi harus dalam bentuk sesuatu yang dapat diukur secara objektif. Hal ini membuat aliran tersebut lebih memperhatikan perilaku yang dapat diukur dibanding kesadaran atau sensasi. Psikologi kognitif menerima penggunaan metode ilmiah, tetapi menolak introspeksi sebagai metoda yang valid untuk penelitian berdasar alasan tersebut.

Di sisi lain, introspeksi dapat dianggap sebagai alat yang valid untuk mengembangkan hipotesis ilmiah dan model teoretis, khususnya dalam ilmu dan rekayasa kognitif.

Introspeksi digunakan oleh Wilhelm Wundt dalam laboratorium psikologi eksperimental yang ia dirikan di Leipzig tahun 1879. Wundt beranggapan bahwa penggunaan introspeksi dalam penelitian akan menghasilkan informasi tentang bagaimana pikiran seseorang bekerja, sehingga ia ingin memeriksa pikiran tersebut sampai elemennya yang paling dasar. Wundt bukan sebagai penemu dari proses yang disebut introspeksi ini, melainkan sudah ada sejak zaman Sokrates. Kontribusi Wundt adalah memasukkan metoda ini ke dalam eksperimen ilmiah yang menjadi lapangan baru pada psikologi pada saat itu.

Dalam hal apapun, manusia selalu dan pasti diliputi permasalahan. Hidup bermasyarakat membuat seseorang pasti melakukan kesalahan. Baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak. Terkadang, orang tersebut tidak menyadari kalau dirinya telah melakukan kesalahan. Untuk itu, diperlukan orang lain yang mengingatkan. Lalu, pertanyaan “Gue harus introspeksi diri dengan cara seperti apa?” Pertanyaan tersebut kerap terjadi. Yang tau bagaimana kita mengoreksi diri sendiri ya hanya kita. Bukan orang lain. Orang lain hanya mengingatkan jika kita berbuat salah. Dengan mengoreksi diri, sesuatu hal buruk pasti masih bisa dihindari. Karena keterbukaan satu sama lain, dan saling mengungkapkan apa yang mereka rasakan, meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

0 komentar:

Posting Komentar

Menanti

Aku tidak ingin menghabiskan waktu bersama dengan orang yang tidak aku cintai sama sekali..

Dan aku telah memilih,,

Untuk menunggu orang yang aku cintai..