CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »
Kalau kau tanya apa itu cinta,, lihatlah dimataku..

Karena ia telah meninggalkan jejak cahaya disana..

Kalau kau tanya kenapa bisa begitu,, jawabnya adalah kamu..

Dan kalau masih ada tanya kenapa harus kamu,, terus terang,, aku tak tahu..

Karena kata-kata tak sanggup lagi menyampaikan isyarat hatiku..

Pages

Rabu, 10 Agustus 2011

Catatan untuk Tuhan

Assalamualaikum Tuhan..

Ada hal yang tiba-tiba nyita waktu aku untuk mikirin ini semua. Kemaren malem, temen-temen SMA aku dateng, niat awalnya sih mereka cuma bentar dan mau ngomongin buka bersama. Tapi di tengah-tengah perbincangan itu, temen aku si Cibay curhat. Awalnya si dia memang banyak tanya tentang perempuan, tapi lama-kelamaan aku ngerasa pertanyaan dia itu lebih tepatnya menjebak aku. Aku berasa di interogasi dadakan sama dia tentang cinta. Hal yang paling males aku bahas untuk saat ini. Gak tau kenapa emang aku lagi gak mau mikirin hal-hal yang memang gak pernah habis untuk dibahas. Tapi semalem, aku ngerasa kalah telak sama dia. Dan ujungnya, aku kepikiran sama omongannya!!!

Dia songong deh, bilang gini "sampai kapanpun, lo gak akan bisa dapet pacar Win, mau artis sekalipun atau orang yang lo sayang". Aku tanya balik, "kenapa lo bisa ngomong seperti itu!!!". "ya iyalah, rubah mainstream lo dulu tentang laki-laki, dari awal perbincangan kita tentang masalah cinta, pertanyaan gue sebenernya cuma satu! Tapi gue terus-terusan tanya balik hanya ingin tau sejauh mana psikologi komunikasi lo! Dan lo kejebak kan sama omongan lo sendiri!". Aku kaget setengah mati. "Emang iya gue beda-beda jawabnya atau apa sih?" Dia bilang lagi, gak  beda, cuma muter-muter.

Trus, aku harus seperti apa? Rubah komitmen? Rubah mainstream yang mana? memang aku merasa beberapa tahun belakangan ini, penilaian aku terhadap laki-laki selalu aja buruk. Tapi aku masih suka liat cowo ganteng bertebaran kok! Aku masih normal dan masih punya rasa suka! Berarti kan gak buruk-buruk amat juga penilaian aku terhadap mereka. Ada hal yang bikin aku lebih tercengang lagi ketika Cibay jawab pertanyaan aku masalah ketulusan dan keikhlasan. Aku ceritain semua yang aku lakuin buat Drian pada saat dia ulang tahun kemaren. Dan apa jawabannya? Dia bilang "itu bukan ketulusan, tapi prosedur. Hal yang harus dilakukan ketika seseorang berulang tahun! Karena ketulusan itu Spontan!!!". Jleb!!! Aku diam dan tidak berkata apa-apa lagi. Masa sih? Apa yang aku lakukan selama ini ke Drian, termasuk penantian-penantian aku didasarkan hanya perasaan sementara dan 'prosedur'! Kalo emang iya, kenapa aku tidak bisa buka hati buat orang lain? Kenapa aku masih kepikiran dia? Kenapa aku selalu bandingin dia sama laki-laki yang lagi deketin aku? Kenapa aku menstandarkan kriteria pasangan aku kelak harus seperti dia kalau aku tidak bisa sama dia? Kenapa aku sampai merubah penampilan adik aku mirip kayak dia, dari baju, penampilan bahkan aku berusaha menyuruh adik aku itu bisa nyanyi dan jago motret kayak dia? Apa aku ini udah gila??!

Aku tidak pernah mengerti sama diri aku sendiri. Aku tidak pernah tau apa yang sebenarnya aku cari selama ini. Apa dia cuma pelampiasan kekecewaan aku yang mendalam sama Rudi. Apa ini efek dari ditinggal pasangan menikah dengan orang lain? Aku memang merasa kecewa dan terpuruk sekali saat itu, tapi setelah engkau mempertemukan aku dengan Drian, aku bisa belajar memaafkan orang lain yang telah menyakiti aku. Apa benar Drian hanya pelarian semata aja? Tapi kenapa aku merasa sangat nyaman saat di dekat dia, rasa yang jarang atau bahkan belum pernah aku temui ketika aku bersama dengan pasangan-pasangan sebelumnya, sebelum bertemu dan mengenal Drian. Apakah yang Tika katakan benar? Kalau aku ini hanya penasaran, dan berkali-kali dia bilang sama aku, Drian tidak akan pernah bisa jadi pasangan aku kelak seperti yang selama ini aku impi-impikan? Dan dia juga bilang hal yang sama seperti yang  Cibay katakan, "lo akan jadi perawan tua kalo lo gak bisa move on dari Drian!!!". Oh Tuhan! Kenapa banyak sekali pertanyaan yang gak bisa aku jawab satupun!

Apa memang aku ini masih sakit hati sama Rudi. Apa ini efek yang bahkan aku sendiri tidak menyadarinya selama ini, kalau ternyat tindakan yang aku lakukan hanyalah pelampiasan kekesalan aku terhadap laki-laki. Bagaimanapun juga aku nyaris nikah muda sama Rudi, aku terima sikap orang tua dan keluarga dia yang satupun tidak menunjukkan tanda-tanda merestui hubungan aku dulu. Aku sangat-sangat percaya sama dia, aku sama sekali tidak pernah berfikir akan mengalami semua ini. Sampai pada akhirnya, hal tersebut terjadi. Yang aku lakukan hanya menangis dan menangis setiap hari. Gak dikampus, gak dirumah, dimanapun! Aku akui aku sangat depresi saat itu. Sekarang ini, aku selalu berfikir negatif dan membayangkan yang buruk ketika ada laki-laki yang mendekati aku. Aku juga tidak tau mengapa aku cenderung lebih selektif sekali saat ini. Apa wajar aku seperti ini, sangat berhati-hati ketika dalam memilih pasangan. Karena memulihkan rasa sakit dan kecewa sendirian itu tidak mudah! Butuh waktu lama dan lebih dari setahun buat aku move!!! Bahkan aku sendiri tidak yakin apakah sebenarnya aku saat ini sudah bisa move atau belum selepas peninggalan Rudi. Aku memang selalu mengatakan, iya aku bisa lupain dia, maafin segala sikap dia sekalipun itu menyakitkan, berusah untuk suka sama orang lagi, dibuktikan dengan aku bisa melakukan hal-hal yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya ketika mengenal Drian. Apa masih bisa dibilang aku ini belum bisa move dari rasa sakit dan kekecewaan 3 tahun lalu?!

Cibay bener, walaupun aku ngomong aku bisa melakukan apapun sendirian, kemanapun sendirian, dan mengatasi masalah apapun sendirian, tetapi ketika aku tidak melakukan apa-apa dan dalam keadaan sendiri, aku merasa butuh seseorang yang bisa aku ajak berbagi. Iya aku butuh itu, aku tidak mau munafik Tuhan, ketika rasa sepi mendera, aku butuh orang yang siap mendengarkan segala aktifitas aku hari itu, memberi tau dia, apa yang aku kerjakan, siap mendengar segala keluh kesah dan suka duka aku, aku ingin ada tempat ketika aku mengalami sesuatu, dan ada orang yang pertama kali bisa aku kasih tau apa yang aku rasakan, apa yang aku lakukan, apa yang aku alamin, dan apa yang aku pikirkan. Tapi dimana orang itu? Tidak ada sampai saat ini. Aku sudah berusaha mencarinya, entah aku yang memang belum siap atau belum mampu menerima orang lain atau alasan yang tidak masuk akal lainnya!

Tuhan,, aku butuh seseorang yang bisa aku jadikan tempat sandaran ketika aku sedih, menjadi pendengar yang baik ketika aku senang, mampu meredam suasana ketika aku marah dan kecewa. Aku butuh seseorang yang bisa aku ajak berbagi segala aktifitas aku sehari-hari, orang pertama yang bisa aku hubungin ketika aku senang maupun sedih. Seseorang yang tidak membatasi segala yang ingin aku lakukan demi mewujudkan mimpi aku yang sangat banyak sekali. Seseorang yang selalu mendukung setiap langkah yang aku ambil. Seseorang yang bisa membuat aku nyaman dan menjadi diri sendiri di hadapannya maupun semua orang. Seseorang yang baik dunia dan akhirat. Seseorang yang bisa memperlakukan aku seperti wanita yang memang patut untuk dilindungi. Seseorang yang sangat sayang aku dan keluarga aku. Seseorang yang bisa menerima aku apa adanya aku ketika kami pertama kali dipertemukan olehMu Tuhan. Seseorang yang tidak peduli sama sekali berapa berat badanku, dan seberapa banyak jerawat yang ada di wajahku. Seseorang yang menyayangi aku secara kedewasaan, kepedulian, dan ketulusan. Pertemukan aku dengan dia ya Tuhan.. Aku sangat-sangat membutuhkannya, untuk sama-sama menjalani lika-liku kehidupan yang penuh aral dan rintangan dalam menuju kebahagiaan.

0 komentar:

Posting Komentar

Menanti

Aku tidak ingin menghabiskan waktu bersama dengan orang yang tidak aku cintai sama sekali..

Dan aku telah memilih,,

Untuk menunggu orang yang aku cintai..