CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »
Kalau kau tanya apa itu cinta,, lihatlah dimataku..

Karena ia telah meninggalkan jejak cahaya disana..

Kalau kau tanya kenapa bisa begitu,, jawabnya adalah kamu..

Dan kalau masih ada tanya kenapa harus kamu,, terus terang,, aku tak tahu..

Karena kata-kata tak sanggup lagi menyampaikan isyarat hatiku..

Pages

Jumat, 15 Oktober 2010

Kebetulan yang Bermakna


Jauh sebelum aku mengenalnya, aku adalah perempuan yang tidak pernah mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan untukku. Aku sering menyia-nyiakan orang-orang yang sayang terhadapku. Tuhan mengirimkan Mr. G pada saat aku kelas tiga SMA dan dua hari setelah usiaku genap Tujuh belas tahun. sungguh kado spesial yang aku terima dan doaku untuk mendapat pacar yang baik terwujud di hari kedua setelah aku menginjak usia Tujuh belas tahun. Saat itu, Empat belas Desember tahun Dua ribu enam. Aku seperti perempuan pada umumnya yang sangat bahagia sekali karena memiliki pacar yang super duper pengertian, baik, penyayang, ibadahnya pun rajin, no smoker, smart, secara fisikly sangat-sangat tipe yang memang aku inginkan. Mr. G ini juga sangat-sangat menghargaiku sebagai perempuan dan memanjakanku dengan segalanya demi membuat aku senang. Memang tidak bisa dipungkiri, walau ada sedikit kekurangan, yaitu dia masih sangat kekanak-kanakan, belum dewasa secara berfikir. Tapi aku sangat bahagia menjalani hubungan dengannya sampai kurang lebih satu tahun. Hubungan kami jarang mengalami masalah yang terlalu serius, karena ia terlalu sabar menghadapi segala keegoisanku. Tetapi saat memasuki awal tahun duaribu delapan, masalah demi masalah muncul. Hubungan kami saat itu mulai menjadi renggang dan tidak senyaman biasanya. Jujur saat itu aku sudah mulai jenuh dengan hubungan yang monoton, dan dia pun masih bersikap seperti kekanak-kanakan terus. Pertengkaran demi pertengkaran pun kerap terjadi. Ketika memasuki bulan keempat tahun Duaribu delapan, tiba-tiba datanglah Mr. R, laki-laki yang dulu sempat membuatku tertarik, jauh sebelum mengenal Mr. G. Tetapi saat itu, keadaan tidak memungkinkan untuk bisa mengenal lebih dekat dengannya. Aku termakan segala bujuk rayuannya dan tergoda dengan segala janji manis yang ia lontarkan. Kemudian aku putuskan pada bulan kelima untuk lebih memilih meninggalkan laki-laki yang sudah setahun lebih menemaniku dan malah bersama dengan Mr. R tersebut. Mr. G yang mengetahui aku ternyata lebih memilih orang yang baru kukenal selama du minggu merasa sakit hati dan sangat-sangat membenciku. Menurut laporan dari teman terdekatnya, dia malas dan merasa segan jika harus melewati depan rumahku pada jam istirahat perkuliahan. Dia lebih memilih memutar jalur lain demi menjauhiku. Oke, lanjut ke hubungan baru yang aku jalani dengan Mr. R. Awalnya aku bahagia sekali, karena keinginanku untuk bersama dengan laki-laki yang dulu sempat menarik perhatianku kini dapat terwujud. Kita selalu menghabiskan waktu bersama setiap akhir pekan. Mr. R juga sering menemaniku hunting foto, jalan-jalan santai ditaman, dan sebagainya. Hal yang tidak pernah aku lakukan dengan pacar sebelumnya. Banyak hal yang aku pelajari dari diri Mr. R yang memang notabene dia lebih dewasa empat tahun dari usiaku. tuhan memang banyak mengabulkan doa-doaku. Aku memang sangat menginginkan memiliki pasangan yang lebih dewasa, dari segi umur, sikap dan perilaku. Didukung pula keluargaku juga sangat menyayangi dia. Mereka sangat mendukung hubunganku dengan Mr. R. Ku fikir juga keluarga Mr. R sama dengan keluargaku. Singkatnya, hubungan yang baru kami bina selama tujuh bulan dan memang berencana ingin melanjutkannya ke jenjang yang lebih serius lagi tiba-tiba harus berakhir. Ternyata hubungan kami tidak mendapat restu dari keluarganya. Terutama Ibunya yang sangat tidak menyukaiku dikarenakan aku lahir dari keturunan 'JAWA'. Ibunya memaksa mengakhiri hubungan ini. Alasan klasik karena kami berdua bukan berasal dari suku yang serupa lah yang membuat segala yang telah kami cita-citakan terpaksa harus berakhir di tengah jalan. Ibunya terus-menerus menekannya agar segera mengakhiri hubungan kami dan menikah dengan wanita yang berasal dari suku serupa yang telah dipilihkan untuknya. Akhirnya ia pun memilih untuk menuruti kemauan orang tuanya tersebut. Dia lebih memilih menikah dengan wanita lain pilihan Ibunya daripada harus memperjuangkan hubungan kami. Yang lebih parahnya lagi, dia memutuskan hubungan kami tepat disaat usiaku genap 19 tahun!! Tepat disaat hari ulang tahunku. Wow! Fantastik bukan!! Masalah tersebut sangat mempengaruhiku. Juga membuat kondisi psikologisku kacau balau. Aku menjadi pendiam dikampus, sering malamun dan gampang menangis. Aku juga menjadi sangat pelupa. Dan aku melampiaskan kekecewaan, kemarahan dan kebencianku terhadap laki-laki dengan caraku sendiri. Aku dekat dengan berbagai macam laki-laki, tetapi tidak ada satupun yang aku seriusi. Just For Fun!! Aku sangat menikmatinya. Aku ingin melihat mereka hancur sama seperti aku saat itu. Segala macam laki-laki, dari fisikly, tipe, karakter, maupun sikap dan sifat sudah ku temui semuanya. Aku pun menjadi perempuan yang sedikit 'Gila' saat itu. Dikampus aku berbuat semaunya dengan mata kuliah, akibatnya nilai-nilaiku menjadi merosot. IP pun anjlok (tapi tidak sampai dibawah 3). Keadaan tersebut berlangsung selama kurang lebih satu tahun. Pada pertengahan tahun 2009, aku mulai membenahi diri dibantu oleh kelima teman-temanku. Perlahan-lahan aku memperbaiki kesalahan demi kesalahan yang aku perbuat. Kelima teman-temanku selalu mendukungku. Salah satu sahabatku bernama Tika sampai-sampai mencarikanku laki-laki yang baik, agar hidupku bisa berwarna seperti dulu sebelum mengenal Mr. R! Namun usahanya sia-sia, banyak dari laki-laki yang ia kenalkan tidak cocok denganku. AKu sangat menghargai usahanya demi membantuku keluar dari permasalahan hidupku ini. Namun sejak aku memutuskan untuk kembali ke jalan normal, aku memang memusatkan segala konsentrasiku untuk memperbaiki nilai-nilai perkuliahan. Apalagi saat itu semester-semester akhir. Aku juga harus memusatkan perhatian demi kelulusanku nanti. Mereka (teman-temanku) membawaku ke arah kehidupan yang lebih baik. Mereka mengajarkan banyak hal tentang cinta dan pengorbanan. Mereka teman-teman terbaikku hingga kini. Mereka telah berusaha keras untuk merubahku menjadi lebih baik. Mereka juga selalu memberikan semangat agar aku tidak pernah menyerah dengan keadaan. Kami berenam, memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda, namun satu tujuan, yaitu mencari kebahagiaan yang sempurna. Dalam meraihnya pun tidak mudah. Dibituhkan perjuangan keras agar kebahagiaan itu dapat terwujud. Usaha mereka membuatku menjadi lebih baik, membuatku tidak mempermasalahkan sakit hatiku lagi dengan Mr. R tercapai. Aku kembali mendapatkan nilai-nilai yang baik. Pada awal tahun 2010, aku mulai mengerjakan laporan tugas akhirku yamg akan diseminarkan bulan Maret di kampus pusat, yakni di Bogor. Aku dan teman-temanku selesai perkuliahan di semester lima memutuskan untuk stay beberapa bulan di Bogor, selama proses bimbingan dan penyusunan laporan tugas akhir berlangsung, dan sampai kami semua sidang kelulusan program Diploma. Pada akhirnya kami semua dapat melewati tahap pertama yaitu seminar laporan tugas akhir dengan baik dan lancar. Satu sama lain dari kami saling mendukung. Walau kami mendapat dosen pembimbing yang berbeda-beda dan jadwal seminar yang berbeda pula. Hal tersebut tidak membuat pertemanan kami merenggang. Justru kami saling bantu membantu satu sama lain. Aku menargetkan untuk lulus sidang dengan nilai A dan mendapat predikat kelulusan yang memuaskan. AKu sangat berharap semua dapat terwujud. Aku juga tidak lagi memfokuskan pikiranku terhadap laki-laki. Disaat aku yang memang sudah terbiasa sendiri, dia datang dengan segala ketidak sengajaan yang akhirnya menimbulkan rasa sampai detik ini. Dia adalah DRIAN (kependekan/singkatan nama sebenarnya). Aku biasa memanggilnya Drian semata-mata hanya untuk menghargai segala privacy yang ia miliki. Sebenarnya aku dan Drian sama-sama kuliah di kampus dan jurusan yang sama. Kami juga sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan kelulusan kami. Hanya yang membedakannya adalah aku dan Drian terpisah oleh gedung yang berbeda. Aku memilih untuk kuliah di kampus Jakarta, sementara Drian di kampus pusat, Bogor. Wajahnya memang sangat familiar, aku sering menemukannya sedang bersama dengan teman-teman satu bimbinganku juga. Tetapi aku tidak pernah tau nama karena memang aku tidak ingin mengenalnya. Namun, di siang itu berbeda. Inilah perkenalanku dengan Drian yang tidak aku duga terjadi.
- Siang itu, aku melakukan perbaikan makalah di kampus. AKu dan keempat teman satu bimbingan memang sudah berjanji ingin bertemu dikampus untuk menyerahkan dateline perbaikan makalah seminar kepada dosen koordinator Komunikasi. Kemudian aku memutuskan untuk menunggu teman-teman bimbinganku terebut didalam kantin Gizi. KArena siang itu hujan deras membasahi Bogor dan sekitarnya. Sambil aku menunggu mereka, aku melihat didalam kantin gizi banyak anak-anak Komunikasi yang juga akan menyerahkan perbaikan makalah mereka. AKu memilih untuk duduk di bangku paling belakang, kebetulan disana dekat dengan colokan. Di saat sedang asik-asiknya mengoreksi kembali makalahku, tiba-tiba datang anak Komunikasi kampus Bogor yang ingin juga memakai colokan yang sedang aku pakai untuk menyalakan laptopku. Aku bingung, aku juga belum selesai memakai laptop, kebetulan juga baterainya aku lepas dan aku tinggal di dalam kamar kostan. Teman-temanku juga belum pada datang. Tiba-tiba seorang laki-laki datang menghampiriku. Menarik kursi tepat dihadapanku seraya berkata:"Mau pake batere laptop gue? kebetulan laptop kita samaan". Aku diam terheran-heran. Darimana datangnya orang ini? kenapa baik banget tau-tau nawarin pertolongan, pikirku dalam hati. Belum sempat aku menjawab, dia sudah membuka tasnya dan mengeluarkan laptop serta melepas baterainya. Aku mematikan laptop dan memutuskan aliran listrik dari colokan dan kemudian mempersilahkan perempuan tadi untuk menggunakannya. Laki-laki tersebut memasangkan baterai laptopnya pada laptopku, dan berkata:"Tapi gak bisa lama-lama yah! soalnya gue buru-buru mau ada urusan lagi". AKu mengangguk dan bergumam, "Haduh kenapa anak-anak belum datang sih?!". Akhirnya teman-teman satu bimbinganku datang, hanya bertiga, karena yang satunya lagi kebetulan tidak bisa hadir dan menitipkan data-datanya pada temanku yang lain. "Nah, temen-temen lo udah pada dateng, gue cabut yah! udahkan baterenya?!". AKu mengangguk dan mengucapkan terimakasih. Kemudian aku melanjutkan untuk menyeleaikan makalahku dan dikumpulkan hari itu juga di ruangan dosen program keahlian. BAnyak kebetulan-kebetulan yang terjadi yang membuatku semakin mengenal laki-laki baik hati yang meminjamkan batere laptopnya padaku. Pernah pula aku salah menghubungi temanku ke nomornya. Salah satu temanku pernah memakai ponselku untuk menghubungi temanku, ku kira nomor terebut nomor salah satu teman bimbinganku juga, ternyata salah. Hingga pada suatu hari aku mengetahui namanya. Drian. Kami juga sering bertemu dikampus, di rumah salah satu teman bimbinganku, yang ternyata tinggal satu komplek dengannya, juga teman dekat Drian adalah pacar dari teman satu bimbinganku yang lainnya juga. Jadi banyak kejadian-kejadian dan keadaan yang sering mempertemukan aku dengannya. Tetapi saat itu aku tidak begitu tertarik berbicara dengannya. Karena aku takut kalau nanti aku malah jatuh cinta dengannya! Aku tidak mau mengganggu konsentrasiku dalam menyelesaikan proses kelulusan. Tetapi ternyata Tuhan selalu mempunyai rencana lain. Saat aku sudah kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan sidang, secara tidak sengaja aku kembali dipertemukan di situs twitter. Ternyata Drian menyukai salah satu teman sekelasku. Aku sering mengganggunya di twitter kalau dia sedang bertwitteran dengan temanku tersebut. Sayangnya, temanku sudah memiliki kekasih, jadi dia tidak menanggapi candaanku dan Drian. Setelah sering twitteran, aku dan Drian semakin akrab di ym. Aku sering curhat tentang masalah-masalahku. Tidak hanya itu, kami juga jadi sering berkomunikasi via sms. Sampai pada suatu malam, aku yang mendapat jadwal bimbingan terakhir sebelum sidang meminta bantuannya untuk menemaniku di Bogor. Karena pada saat itu malam hari jam 9, aku juga tidak tau kondisi Bogor malam hari seperti apa. AKu putuskan untuk menghubunginya, dan dia menyanggupi. Kami pun sepakat bertemu di Mc.D malam itu, kemudian sambil menunngu jam 9 malam, dia mengajakku ke suatu tempat yang mungkin tempat favoritnya. Warung tenda biasa yang hanya menjual berbagai macam roti bakar dan pisang bakar. Drian mentraktirku makan dengan alasan dia baru saja mendapat honor sebagai fotografer freelance. YAng membuatku kagum adalah dia memiliki hobby yang sama denganku, yaitu fotografer. Selain dia baik, dia juga menyenangkan. MAlam itu dan malam-malam selanjutnya semakin membuatku merasa nyaman dengannya. Aplagi tiga hari sebelum sidang dan seminggu sesudahnya aku memutuskan untuk stay di salah satu rumah teman satu bimbinganku yang juga sahabat dekatnya Drian. Aku juga tidak tau sejak kapan, apa dan bagaimana tiba-tiba rasa iu mengalir begitu saja. Aku akui, Drian bukan tipe laki-laki idamanku, baik secara fisikly dan karakter. Tetapi entah mengapa, aku sangat-sangat nyaman berada disisinya, dengan segala kekurangan yang ia miliki, yang biasanya aku dapatkan pada diri laki-laki sebelumnya. Aku akui, aku memang perempuan yang mudah jatuh cinta, Drian pun tau hal itu, namun itu semua pasti karena aku melihat tampang, dan sesuatu yang dikenakan laki-laki tersebut. Tetapi begitu mengenal Drian, semua kebiasaan-kebiasaanku tersebut aku tinggalkan. Aku sungguh-sungguh merasa nyaman. Tidak peduli apapun kekurangannya. NAmun kenyataan berkata lain. Dia lebih menganggapku sebagai teman biasa. Dan begitu ia mengetahui diam-diam aku menyukainya, dia mulai menjauhiku. Tak tau apa yang salah denganku, ia menjadi berubah drastis. Drian jarang membalas sms atau pesan yang aku tinggalkan di ym maupun twitter. Hanya seperlunya aja ia membalasnya. Drian pun menjadi acuh tak acuh ketika berpapasan denganku. Sangan-sangat menyedihkan! Ku hanya bisa menarik nafas panjang jika melihatnya seperti itu terhadapku. Hal tersebut terjadi sampai saat terakhir aku melihatnya, yaitu wisuda pada tanggal 21 Juli 2010 kemarin. Di saat-saat terakhir seperti itupun aku tidak berhasil mendapatkan gambarnya. Di hatinya pun ternyata masih ada nama perempuan lain yang memang sudah ia sukai sejak lama. aku pun tidak berhak mengganti posisi perempuan itu dari hatinya. AKu akui, aku tidak bisa membuatnya merasa nyaman seperti aku nyaman terhadapnya. Mungkin pula Drian menganggapku perempuan yang mudah jatuh cinta, dan ingin mempermainkan perasannya saja. Kalau memang iya, aku tidak mungkin memilihnya. Sampai saat ini mungkin ia tidak percaya bahwa aku masih menunggunya. Menunggu entah sampai kapan. Mungkin sampai ia percaya bahwa aku tidak pernah punya niatan sedikitpun untuk mempermainkannya. Terbukti dengan sampai saat ini aku masih single, padahal banyak pilihan di sampingku, namun aku tidak bisa memilih satu diantara mereka karena aku tidak bisa merasakan kenyamanan yang sama seperti saat aku bersama Drian. AKu pun tak pernah peduli dengan tanggapan teman-temanku yang selalu berusaha untuk menjelek-jelekken Drian. Pilihanku sdah jatuh ke tangannya, hanya sekarang tinggal menunggu waktu berpihak padaku, membuat Drian sedikit saja kembali seperti Drian pada saat pertama kali bertemu. Dia laki-laki pertama yang sangat-sangat baik, walau dulu kami tidak saling mengenal. Dia yg berada nun jauh disana, yg tidak pernah tau kalau aku masih menunggu'a sampai saat ini, menunggu'a kembali bersikap seperti pertama kali mengenal enam bulan lalu. Seseorang yg mengajarkanku apa itu keikhlasan menyayangi secara tulus tanpa balas. Dia yg m'buatku mengerti, bahwa hati tidak dapat dpaksakan. Dia yg m'buatku kembali merasakan jatuh cinta yg sesungguh'a setelah mengalami kekecewaan yang teramat mendalam pada seorang laki-laki. Dia yang membuatku mensyukuri apapun yang aku miliki saat ini, mengajarkanku untuk tidak melepas sesuatu yang aku miliki demi mendapatkan sesuatu yang masih semu. Karena dia pula aku memperbaiki diriku dari segala kesalahan-kesalah yang aku perbuat terdahulu, karena menyayanginya, aku pun perlahan-lahan menjadi lebih mendekatkan diri dengan Tuhan. Berharap jika suatu saat nanti aku kembali dipertemukan olehnya dalam keadaan yang jauh lebih baik dari saat ini dan pintu hatinya sudah bisa terbuka untukku. Dan dialah Drian, yg membuatku sampai saat ini belum bisa menerima laki-laki manapun.

0 komentar:

Posting Komentar

Menanti

Aku tidak ingin menghabiskan waktu bersama dengan orang yang tidak aku cintai sama sekali..

Dan aku telah memilih,,

Untuk menunggu orang yang aku cintai..