catatan di tengah pekerjaan yang padat

Aku, tidak pernah tahu dan ingat kapan persisnya aku mencintainya. Seingatku, kami dipertemukan secara tidak sengaja oleh waktu dan keadaan. Sama sekali aku tidak pernah berfikir dan membayangkan bisa mengenalnya. Laki-laki biasa yang kini menjadi sangat luar biasa di mataku.

Sudah hampir satu tahun, aku menunggunya. menunggu sampai pintu hatinya bisa terbuka untukku. Entah sampai kapan harus bertahan dengan kondisi seperti ini. Bukan berarti aku tidak berusaha untuk melepaskannya, namun memang hatiku berkata untuk tetap setia berdiri didepan pintu hatinya, agar suatu saat, ketika dia membuka pintu, ada aku yang masih saja setia berdiri disini, didepan pintu hatinya yang saat ini masih terkunci rapat. Bahkan, setelah aku mengintip lewat celah kecil, ternyata dia pun tidak ada didalam. Dan setelah aku cari, ternyata dia sedang melakukan hal yang sama denganku. Menunggu di depan pintu hati seorang wanita. Sayangnya wanita itu bukan aku. Tetapi wanita cantik yang memang membuatnya rela menutup dan mengunci pintu rapat - rapat demi mendapatkan wanita ini. Begitupun denganku,, rela mengunci pintu rapat - rapat dan membuang kuncinya, agar tak seorang pun masuk. Aku berharap, kunci tersebut dapat ditemukan olehnya, bukan orang lain.

Lagi - lagi kami mengalami keadaan yang serupa. Sama - sama dibutakan oleh CINTA. Sama - sama menunggu untuk CINTA. Sama - sama menderita berkepanjangan karena CINTA. Menurutku, kami memang mempunyai banyak kesamaan, dalam hal apapun. Kami mempunyai hobi yang sama, selera musik yang sama, kesukaan yang sama, selera yang sama dan semua hal lain yang mungkin sampai saat ini belum ku temui. Tetapi ternyata, kesamaan itu,, justru tidak bisa menyatukan kami. Ada tembok besar nan kokoh yang menghadang di setiap langkahku untuk berusaha mendekatinya.

Aku memang wanita yang mudah jatuh cinta. Sangat gampang bahkan. Dia pun mengetahuinya. Namun harus aku akui pula, aku baru pertama kalinya seperti ini. Berjuang demi mendapatkan seorang pria yang aku sendiri pun tidak menyangka bisa mencintainya sampai seperti ini. Dia hanya seorang Fotografer freelance yang tinggal di sebuah kota kecil daerah Jawa Barat. Laki - laki yang hanya mengendarai mio kemanapun, seorang perokok berat, dan berdarah Sunda. Semua hal yang tidak aku sukai, ternyata mampu membuatku jatuh cinta. Aku banyak belajar darinya, belajar bagaimana menyayangi seseorang dengan tulus tanpa balas. Mencintai seseorang karena kekurangan yang dimiliki. Bersyukur sekali aku bisa mengenalnya, karena ternyata, hal tersebut bisa membuatku menjadi perempuan yang lebih menghargai seseorang.

Dunia memang berputar. Apa yang kita lakukan dan tanam, suatu saat kita pulalah yang akan menikmatinya. Hal tersebut berputar dan pada akhirnya kembali ke diri kita masing - masing. Kita tidak bisa lari dari kenyataan ini. Tak bisa pula meminta pertolongan orang lain. Nikmatilah apa yang ada di dirimu saat ini kawan, karena semua ini adalah skenario terbaik dari Tuhan. GOD IS DIRECTOR. Manusia hanya berusaha memerankan perannya masing - masing di dunia ini. Berusaha sebaik mungkin. Yang menentukan akhirnya tetap Tuhan. Tuhan yang punya kuasa atas setiap cerita yang telah dibuat untuk umatNya. Tak ada yang berhak merubahnya sama sekali.