CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »
Kalau kau tanya apa itu cinta,, lihatlah dimataku..

Karena ia telah meninggalkan jejak cahaya disana..

Kalau kau tanya kenapa bisa begitu,, jawabnya adalah kamu..

Dan kalau masih ada tanya kenapa harus kamu,, terus terang,, aku tak tahu..

Karena kata-kata tak sanggup lagi menyampaikan isyarat hatiku..

Pages

Senin, 07 Maret 2011

UNTUK IBUKU :(

Assalamualaikum ..


Saya bingung sekali bagaimana menjelaskan kepada orang tua saya, khususnya Ibu. Perihal saya yang tidak menepati janji Sabtu kemarin. Awalnya saya memang berencana menginap di Bogor hanya satu malam. Sabtu pagi saya pulang. Setelah malamnya memberikan kejutan untuk Rizki. Namun, di luar rencana dan tidak diduga sama sekali, sii Mamah menyuruh saya datang ke rumahnya. Kembali merayakan ulang tahun Rizki bersama teman - temannya yang lain.


Saya ingin seklai datang saat itu. Sangat ingin. Karena Mamah sendiri yang meminta saya di sms agar datang. Namun Ibu saya memkasa untuk pulang ke Jakarta. Keadaan ini sungguh membuat saya dilema. Saya ingin datang, karena mungkin ini kesempatan yang tidak akan datang lagi seumur hidup saya kelak, tetapi bagaimana menjelaskan dengan Ibu??


Oke, saya akhirnya memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Sebelumnya saya sms Mamah dan membatalkan kedatangan saya malam itu. Namun apa yang terjadi?? Mamah menelepon saya, meminta saya untuk sebentar saja hadir di acara tiup lilin Rizki. Sungguh dilema dan dilema sekali saat itu. Saya ingin datang, tetapi saya tahu, disana ada Revina (perempuan yang sangat disayanagi Rizki). Niat saya sebenarnya tidak ingin datang adalah karena ada Revina. Pasti keadaan disana akan menyakitkan buat saya, untuk itu saya lebih menuruti keinginan Ibu untuk kembali ke Jakarta. Itu yang tergambar di kepala saya saat itu. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Mamah menelpon saya, dan saya tidak mempunyai cukup alasan kuat untuk menolaknya. Saya harus menghargai beliau, sebagai Ibu dari laki - laki yang sangat saya sayangi.


Akhirnya saya datang. Saya membatalkan niat saya pulang ke Jakarta. Dan memang, kata hati saya menyuruh saya datang ke rumah Rizki ini bukan tidak membawa maksud, karena saya datang, saya dapat mengenal keluarga Rizki lebih jauh lagi. Saya lama berbicara dengan Mamah.  Satu persatu saya mengenal anggota keluarga Rizki. Hal yang belum pernah saya lakukan dan saya terima oleh mantan pacar saya terdahulu. Rizki memang bukan pacar saya, dia hanya laki - laki yang saya cintai. Namun Mamah memperlakukan saya layaknya pacar anaknya saja. Saya sangat terharu. Saya baru merasakannya sekarang. Seperti mendapatkan keluarga baru.


Ketika sampai saatnya saya untuk pulang ke Jakarta, saya menghubungi Mamah via sms. Saya bilang ke beliau, saya pamit ya Mah, siang ini saya kembali ke Jakarta. Beliau pun membalas sms saya. Senang sekali rasanya mendapatkan perlakuan istimewa dari seseorang yang telah melahirkan anak laki - laki baik yang sangat saya sayangi. Saya hanya berdoa kepada Tuhan, semoga kejadian ini akan berlangsung selamanya.. Saya harap..


Sesampainya di Jakarta, saya merasakan perasaan yang sangat tidak enak. Ibu sama sekali tidak menghubungi saya, tidak bertanya kapan saya akan pulang? Kapan saya akan tiba?? Begitu saya sampai ke dalam rumah, saya segera mencari Ibu dan mencium tangannya. Karena kondisi psikologis saya yang tidak memungkinkan untuk berbincang saat itu, saya memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamar, istirahat, menjernihkan pikiran. Jujur saat itu saya sangat kepikiran dengan Rizki dan Mamah.


Pagi harinya, ketika saya akan berangkat kerja. Tepatnya tadi pagi, Ibu mulai menyinggung masalah kemarin. Apa alasan saya menambah waktu selama di Bogor. Saya jelaskan dengan baik - baik, saya mencoba menghargai perasaan seorang Ibu juga. Ibu dari orang yang saya sayangi. Namun Ibu saya tetap tidak terima, beliau tetap merasa pendiriannya benar. Seolah saya telah melakukan kesalahan yang sangat besar.


Saya masuk ke dalam kamar, meikirkan bagaimana caranya menjelaskan duduk perkara peristiwa kemarin. Saya ingin sekali menjelaskan secara jujur. Untuk apa saya memakai uang saya, mengapa saya ngotot sekali ingin ke Bogor, sekalipun awalnya Ibu tidak mengijinkan. Ingin sekali rasanya saya menceritakan semua yang saya alami kemarin. Namun saya tidak yakin, Ibu akan menerima penjelasan saya. Saya tahu betul bagaimana sifat nya. Tetapi saya ingin mencobanya.


"Bu, aku mau bicara sebentar. Mari kita duduk disini"
Ibu duduk di samping saya. Saya melanjutkan percakapan saya.
"Aku tahu aku salah. Telah membuat Ibu dan Ayah kecewa. Karena aku tidak menepati janji. Aku tahu sekali, Ibu paling tidak suka jika anak - anaknya menginap di tempat orang lain terlalu lama. Tetapi Bu, aku seperti ini bukan tanpa alasan. Aku punya alasan kuat mengapa melakukannya. Aku tahu apapun alasan aku, Ibu mungkin tetap tidak akan terima. Tapi aku mohon, hargai kejujuran aku ini. Aku memakai hampir separuh uang gaji ku bulan lalu untuk mempersiapkan pesta kejutan ulang tahun Rizki. Pasti Ibu dan Ayah bertanya - tanya, siapa Rizki? Mengapa aku melakukan banyak pengorbanan untuknya. Oke, aku akan mengakuinya sekarang. Rizki bukan pacar aku, belum lebih tepatnya. Rizki hanya seorang laki - laki yang sangat aku sayangi. Aku mengenal Rizki setahun yang lalu di kampus. Saat aku sedang sibuk - sibuknya mengurus Tugas Akhir menjelang kelulusan. Rizki sangat baik kepadaku Bu. Dia menolong aku tanpa peduli aku ini siapa. Dia mengantarkan aku bimbingan selama aku di Bogor. Padahal sebelumnya kami belum saling mengenal. Kami pun diperkenalkan secara tidak sengaja. Awalnya aku hanya menganggap ini kebetulan biasa saja, tetapi lama kelamaan kami selalu dipertemukan dalam setiap kesempatan.


Aku pun mulai merasa nyaman saat berada di dekat Rizki. Nyaman sekali. Sampai pada akhirnya rasa nyaman ini berubah menjadi rasa sayang yang teramat mendalam. Sampai rasanya aku sulit untuk melihat laki - laki lain. Yang ada di kepala dan fikiranku hanya Rizki seorang. Aku sekuat tenaga berusaha untuk membuat Rizki nyaman, seperti dia membuatku nyaman. Aku mengira, dia juga menyukaiku Bu. Karena dia sangat baik kepadaku. Ternyata aku salah mengira. Dia memang baik dan peduli kepada siapapun. Dia juga ternyata telah mencintai gadis lain terlebih dahulu sebelum aku masuk ke dalam kehidupannya. Gadis itu sangat cantik, sangat berbeda jauh dengan aku. Kehadiranku tidak cukup mampu menggantikan posisi gadis itu di hatinya.


Aku mencoba untuk menghilangkan perasaan ini. Mencoba untuk membunuhnya. Tetapi semakin aku berusaha untuk membunuh semua rasa ini, aku justru semakin menyayanginya. Aku juga sudah mencoba menetralkan perasaan aku lagi, dengan mencoba menyatakan langsung kepada Rizki, kalau aku mencintainya. Aku mengatakannya secara langsung. Maksudnya hanya untuk merasakan kelegaan setelah memendam rasa ini cukup lama. Dan aku berharap, setelah menyatakannya, seiring berjalannya waktu, aku mungkin dapat dengan mudah melupakannya. Ternayata aku salah lagi.


Sudah hampir setahun belakangan ini aku menunggunya Bu. Menantinya di setiap waktuku. Tidak pernah sedikitpun aku melupakannya. Aku semakin yakin, perasaan ini bukan rasa cinta dan sayang seperti yang sudah - sudah aku lewatkan dengan laki - laki sebelumnya. Satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk menghabiskannya dengan menunggu dan berharap. Berharap pada akhirnya dia bisa mencintai dan menyayangi aku seperti yang aku rasakan selama ini. Dulu memang aku mengira, rasa ini hanyalah sebuah ilusi semata, hanya rasa sesaat saja. Namun mengapa sudah setahun ini rasa ini tidak juga berkurang?? Malah semakin bertambah. Aku juga bingung Bu. Aku juga tidak mengerti apa yang harus aku lakukan.
Sampai pada akhirnya aku menemukan ide untuk membuatkan pesta kejutan ulang tahunnya ke 22 yang jatuh pada tanggal 5 Maret kemarin.


Butuh waktu 3 bulan untuk mempersiapkannya. Mengumpulkan uang untuk menjalakan rencana ini. Memang, niat aku mecari pekerjaan saat itu untuk ini, untuk memberikan sesuatu untuk seseorang yang sangat berarti buat hidupku. Akhirnya rencana ku berjalan sesuai yang aku bayangkan. Aku memberikannya hadiah yang tidak mungkin terpikirkan olehnya. Dan itu memakan biaya yang tidak kecil. Tapi ini bukan masalah uang. Aku rela mengeluarkan uang berapapun juga demi dia. Maafkan aku Bu. Anakmu ini terlalu mencintainya. Hingga mengalahkan kenyataan yang ada. Mengorbankan keluarga demi menuruti keegoisan semata.


Tapi aku memang tidak punya pilihan lain. Keluarga ini penting sekali untukku, namun Rizki juga penting untukku Bu. Aku sayang sekali dengan Rizki. Sekalipun memang dia tidak mempunyai perasaan yang sama denganku. Aku tahu apa yang akan Ibu katakan dan respon apa yang aku terima. Aku rela dikatakan tolol oleh siapapun, aku rela Ibu maki - maki karena kebodohanku ini. Mungkin semua orang, termasuk Ibu menilai aku ini bodoh, tolol, goblok atau apa lah. Tapi disini aku hanya sedang berusaha mencari kebahagiaanku. Jatuh cinta itu berkah dari Allah, menunjukkan rasa sayang Qta pada orang tersebut dengan tulus tanpa pamrih tanpa meminta balasan, itu keajaiban yang diijinkan oleh Allah untuk Qta lakukan.


Aku ikhlas dan gak pernah sedikitpun menyesal pernah atau sampai sekarang dan nanti masih tetap menyayanginya. Aku malah akan menyesal kalau aku tidak berbuat apa - apa untuk seseorang yang aku sayangi. Karena cinta tidak hanya dengan perkataan, namun perbuatan. Mungkin Ibu fikir aku seperti perempuan yang tidak laku atau apalah kasarnya. Tidak! Tidak seperti itu! Aku hanya sedang belajar mengenal cinta dan ketulusan. Bagaimana kita bisa ikhlas merelakan seseorang yang kita cintai untuk hidup bersama orang lain yang dicintainya. Mungkin terdengarnya aku membuang buang waktu ku yang berharga hanya dengan menunggu dan menunggu. Tetapi aku tidak pernah merasa seperti itu, justru aku sedang melakukan yang terbaik untuk orang yang aku cintai. Justru aku sedang berusaha membuat sesuatu yang bisa membuatnya bahagia seperti apa yang aku lakukan kemarin saat di berulang tahun.

Aku senang sekali melihat respon dan raut wajahnya yang menggambarkan kegembiraan saat aku datang dengan membawa kue dan berbagai macam hadiah lain. Itu yang ingin aku lihat Bu. Aku ingin melihat laki - laki yang sangat aku sayangi tersenyum karena perbuatanku. Tidak sesederhana kedengarannya memang, di hati kecilku masih sangat berharap aku bisa hidup bersamanya selamanya. Memberikan menantu yang baik dunia dan akhirat buat keluarga kita. Kenapa dia?? Karena dia baik. Sudah bisa dipastikan Ibu dan Ayah tidak akan kecewa kalau nantinya aku bisa mendapatkan hatinya kelak. 

Kini aku mohon, jangan berprasangka macam - macam tentang Rizki ataupun keluarganya. Ini semua aku yang salah,  aku yang tidak bisa memilih mana yang harus aku dahulukan. Aku hanya berusaha memanfaatkan kesempatan yang ada. Karena belum tentu kesempatan itu akan datang untuk yang kedua kalinya. Maaf jika caraku ini mengecewakan Ayah dan Ibu. Sedikitpun aku tidak berniat seperti itu. Sama sekali tidak. Aku berjanji, akan menuruti apa yang kalian katakan mulai saat ini. Mungkin sudah saatnya juga aku menghentikan semua ini. Mencoba lebih berfikir realistis. Walau sangat sulit melepaskan semuanya.

Aku sayang Ayah, Ibu, aku juga sayang Mamah dan Rizki. Kalian semua orang - orang terpenting di hidup aku. Mungkin kedengarannya sangat kurang ajar. Karena menyamakan kedudukan orang tua sendiri dengan orang tua orang lain. Tapi buatku kalian semua sama pentingnya. Sama berartinya buatku. Aku menganggap Mamah sama seperti aku menganggap Ibu. Aku seperti mempunyai dua Ibu sekarang. Dan aku menyayangi keduanya. Sekalipun nanti aku dan Mamah tidak akan pernah bertemu lagi, tetapi Mamah tetap ada di hati aku. Pernah menjadi bagian terpenting dari hidup aku. Aku sayang kalian semua, dan tolong, aku mohon dengan sangat, jangan pernah menyuruh aku untuk memilih salah satu diantara kalian. Karena aku tidak bisa melakukannya.

Andai saja aku bisa benar - benar mengatakan kalimat panjang di atas tadi ke Ibu. Andai saja aku diberikan keberanian untuk mengatakan secara terang - terangan.  Keberanian seperti aku berbicara dan meminta ijin dengan Mamah beberapa hari yang lalu ketika Rizki akan berulang tahun. Namun sayangnya, aku belum cukup berani mengatakannya. Mengatakan semua yang aku rasakan selama berbulan - bulan ini. Terkadang memang, ada hal yang tidak bisa dikatakan secara terus terang dengan orang tua sendiri. Tidak semua yang anak rasakan, orang tua akan mengerti. Itulah sebabnya aku sampai sekarang tetap bungkam.

0 komentar:

Posting Komentar

Menanti

Aku tidak ingin menghabiskan waktu bersama dengan orang yang tidak aku cintai sama sekali..

Dan aku telah memilih,,

Untuk menunggu orang yang aku cintai..