Postingan
Semuanya hancur. Hancur berantakan. Perjuangan yang saya lakukan selama satu tahun kini lenyaplah sudah, seiring dengan kesalahan kecil yang saya perbuat secara tidak sengaja. Selama satu tahun, saya berusaha untuk tidak membuatnya marah, kesal ataupun kecewa. Selama satu tahun, saya mengorbankan diri saya sendiri untuk selalu merasakan kesakitan dan kepedihan yang telah dia toreh di dalam hati saya.
Saya tidak pernah menghabiskan hari – hari saya tanpa memikirkan dia sekalipun. Begitu sebaliknya, setiap harinya, dia selalu membuat luka demi luka di dalam hati saya. Keadaan yang sangat bertolak belakang. Namun, saya tetap bersabar dan terus menanti sampai setahun lamanya. Saya terus berkeyakinan dalam diri saya sendiri, jika suatu saat saya pasti bisa menaklukan hatinya.
Tetapi kemarin, saya sangat bodoh. Telah melakukan hal yang membuatnya kecewa. Kesalahan kecil seolah menjadi kesalahan tak termaafkan baginya. Perjuangan saya selama ini berakhir sia – sia. Pengorbanan saya telah tertutup oleh kesalahan tersebut. Saya sedih, tidak tahu harus berbuat apa. Dan saya juga lelah membiarkan diri saya terus – menerus terluka oleh luka yang tak kunjung mengering.
Pekerjaan saya pun hancur disini. Sepertinya sebentar lagi saya akan dikeluarkan. Karena apa?? Saya tidak becus bekerja. Memang, saya mengakuinya, bidang ini ternyata bukan passion saya. Saya sudah membuang waktu saya untuk mengerjakan hal – hal tidak berguna selama ini. Tetapi memang saya tidak mempunyai pilihan lain. Saya terpaksa harus menjalankannya. Demi orang – orang yang saya sayangi.
Kini, semua impian saya musnah. Untuk saat ini saya tidak tahu harus membereskan yang mana terlebih dahulu. Pekerjaan hancur, hati pun ikut hancur. Kenapa hal ini terjadi berbarengan?? Dan kenapa hal ini harus menimpa saya?? Sesungguhnya apa yang Tuhan rencanakan untuk hidup saya??
Yang saya tahu, saya harus mengikhlaskan kedua hal ini pergi dari hidup saya. Untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, terkadang kita harus mengorbankan apa yang telah ada sebelumnya. Melepaskan sesuatu yang telah menjadi kebiasaan kita sebelumnya. Mungkin inilah yang terbaik, dan saya tetap menunggu sesuatu yang paling baik menghampiri hidup saya..
Saya tidak pernah menghabiskan hari – hari saya tanpa memikirkan dia sekalipun. Begitu sebaliknya, setiap harinya, dia selalu membuat luka demi luka di dalam hati saya. Keadaan yang sangat bertolak belakang. Namun, saya tetap bersabar dan terus menanti sampai setahun lamanya. Saya terus berkeyakinan dalam diri saya sendiri, jika suatu saat saya pasti bisa menaklukan hatinya.
Tetapi kemarin, saya sangat bodoh. Telah melakukan hal yang membuatnya kecewa. Kesalahan kecil seolah menjadi kesalahan tak termaafkan baginya. Perjuangan saya selama ini berakhir sia – sia. Pengorbanan saya telah tertutup oleh kesalahan tersebut. Saya sedih, tidak tahu harus berbuat apa. Dan saya juga lelah membiarkan diri saya terus – menerus terluka oleh luka yang tak kunjung mengering.
Pekerjaan saya pun hancur disini. Sepertinya sebentar lagi saya akan dikeluarkan. Karena apa?? Saya tidak becus bekerja. Memang, saya mengakuinya, bidang ini ternyata bukan passion saya. Saya sudah membuang waktu saya untuk mengerjakan hal – hal tidak berguna selama ini. Tetapi memang saya tidak mempunyai pilihan lain. Saya terpaksa harus menjalankannya. Demi orang – orang yang saya sayangi.
Kini, semua impian saya musnah. Untuk saat ini saya tidak tahu harus membereskan yang mana terlebih dahulu. Pekerjaan hancur, hati pun ikut hancur. Kenapa hal ini terjadi berbarengan?? Dan kenapa hal ini harus menimpa saya?? Sesungguhnya apa yang Tuhan rencanakan untuk hidup saya??
Yang saya tahu, saya harus mengikhlaskan kedua hal ini pergi dari hidup saya. Untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, terkadang kita harus mengorbankan apa yang telah ada sebelumnya. Melepaskan sesuatu yang telah menjadi kebiasaan kita sebelumnya. Mungkin inilah yang terbaik, dan saya tetap menunggu sesuatu yang paling baik menghampiri hidup saya..
0 komentar:
Posting Komentar